loading...
Ukraina, untuk pertama kalinya, mengebom posisi militer Rusia di garis depan dengan varian bom JDAM-ER seberat 1.000 pound pasokan AS. Foto/X @OSINTtechnical
KYIV - Ukraina, untuk pertama kalinya, mengebom posisi militer Rusia di garis depan dengan varian bom Joint Advanced Direct Munition -Extended Range (JDAM-ER) seberat 1.000 pound. JDAM merupakan “amunisi pintar” pasokan Amerika Serikat (AS).
JDAMdikenal sebagai perangkat ekor pemandu yang mengubah bom jatuh bebas tanpa pemandu yang ada menjadi “amunisi pintar" yang presisi dan tahan cuaca.
Mengutip laporan EurAsian Times,Senin (3/2/2025), sebuah video baru yang diunggah di media sosial pada 1 Februari menunjukkan jet tempur Su-27 Ukraina meluncurkan JDAM-ER dengan MK-83 seberat 1.000 pound sebagai muatan untuk pertama kalinya.
Sebelumnya Angkatan Udara Ukraina diketahui menggunakan hulu ledak MK-82 seberat 500 pound sebagai muatan pada JDAM dan JDAM-ER.
Ukraina menerima pasokan bom JDAM dan JDAM-ER dari Amerika Serikat pada tahun 2023. Bom tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam pesawat tempur Su-27 dan MiG-29 Fulcrum buatan Soviet dengan menggunakan tiang khusus di bawah sayap pesawat tersebut. Laporan pertama tentang Ukraina yang menggunakan bom pintar ini muncul pada bulan Maret 2023.
Yang menarik, Amerika Serikat tidak mengumumkan pengiriman muatan MK-83 ke Ukraina. Kemungkinan besar, muatan tersebut ditransfer ke Kyiv sebagai bagian dari beberapa paket bantuan militer terakhir yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden.
Penggunaan muatan MK-83 terjadi pada saat perang yang melelahkan telah mencapai titik kritis, dengan Presiden AS yang baru, Donald Trump, menekankan bahwa dia serius untuk mengakhiri perang.
Trump mengumumkan pada 31 Januari bahwa pemerintahannya telah mengadakan pembicaraan sangat serius dengan Rusia, di mana dia dan Presiden Vladimir Putin dapat segera mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengakhiri konflik.
Trump tidak menyebutkan secara rinci upaya apa yang dapat dilakukan. Namun, hal ini telah meningkatkan ketegangan di kedua belah pihak.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya