loading...
Rasmus Paludan kembali membakar Alquran di depan Kedubes Turki. Foto/Press TV
STOCKHOLM - Politisi Islamofobia Denmark Rasmus Paludan sekali lagi menodai Alquran dengan membakar salinan kitab suci Islam yang paling dihormati di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
Paludan, pendiri dan pemimpin partai anti-imigrasi nasionalis Denmark Stram Kurs yang berusia 43 tahun, sekali lagi memicu kontroversi dengan melakukan tindakan penistaan di luar kedutaan besar Turki di Denmark.
Sebuah video yang dipublikasikan di platform media sosial menunjukkan Paludan menodai Alquran, tindakan yang sangat menyinggung umat Islam di seluruh dunia.
Pada hari Jumat, polisi Denmark mengumumkan bahwa Paludan, berdasarkan "penilaian konkret," dilarang berdemonstrasi di Kopenhagen selama 24 jam ke depan.
Baca Juga: Drama dan Strategi Hamas Menata Diri
Penodaan Alquran oleh Paludan baru-baru ini terjadi setelah pembunuhan imigran Irak Salwan Momika di apartemennya di kota Sodertalje pada tanggal 30 Januari.
Penodaan Alquran yang berulang kali dilakukan Momika di Swedia juga membuat marah umat Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia.
Pria berusia 38 tahun itu melakukan beberapa pembakaran dan penodaan yang menghujat kitab suci Islam di Swedia pada tahun 2023. Video pembakaran Alquran mendapat publisitas di seluruh dunia dan menimbulkan kemarahan serta kritik di negara-negara Muslim, yang menyebabkan kerusuhan dan keresahan di banyak tempat.
Kementerian Luar Negeri Irak meminta Swedia pada tahun 2023 untuk mengekstradisi pria Irak tersebut sehingga ia dapat diadili sesuai dengan hukum negara tersebut.
Kementerian menekankan bahwa tindakan keji Momika, yang merupakan penghinaan terhadap kesucian agama, telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya