REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Tamsil Linrung menekankan pentingnya sinergi antara holding BUMN pertambangan MIND ID dengan perguruan tinggi guna memastikan agenda hilirisasi berjalan berbasis riset dan memberi nilai tambah bagi masyarakat.
Dalam Kuliah Umum MIND ID–Universitas Hasanuddin (Unhas) di Makassar, Selasa (25/11/2025), Tamsil menyampaikan bahwa MIND ID memegang mandat strategis, bukan hanya sebagai pengelola sumber daya mineral, tetapi juga sebagai lokomotif transformasi ekonomi nasional yang selaras dengan visi pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Hilirisasi tidak boleh berhenti di hulu. Harus dikaji secara ilmiah, dikembangkan, dan nilai tambahnya betul-betul kembali ke rakyat,” ujar Tamsil.
Menurut dia, Indonesia tidak bisa lagi mempertahankan pola ekonomi lama yang hanya mengekspor bahan mentah. Rantai nilai, kata Tamsil, harus diperpanjang mulai dari riset, pengolahan, pemurnian, hingga lahirnya produk industri bernilai tinggi.
Ia menilai kolaborasi riset antara MIND ID dan kampus menjadi fondasi penting agar hilirisasi tidak sekadar menjadi jargon kebijakan, tetapi lahir sebagai proses ilmiah yang mampu menghasilkan inovasi dan daya saing.
“Kampus dan industri tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Riset tidak cukup berhenti di jurnal, dan industri tidak cukup berjalan tanpa pendekatan ilmiah,” katanya.
Tamsil juga menyoroti peran Universitas Hasanuddin sebagai pusat akademik strategis di Kawasan Timur Indonesia, wilayah yang memiliki cadangan sumber daya mineral besar. Kerja sama riset, pengembangan teknologi metalurgi, program magang, hingga inkubasi startup mineral dinilai krusial untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia lokal.
Dalam paparannya, Tamsil menyinggung pertumbuhan ekonomi Maluku Utara sebagai contoh konkret dampak hilirisasi. Provinsi tersebut mencatat pertumbuhan 34,58 persen pada Kuartal I 2025, 32,09 persen pada Kuartal II, dan 39,10 persen pada Kuartal III, yang didorong oleh pengembangan kawasan industri pengolahan nikel.
Namun, ia mengingatkan agar lonjakan ekonomi tersebut dijadikan momentum untuk mendorong diversifikasi ekonomi daerah, bukan sekadar bergantung pada sektor pertambangan.
“Hilirisasi ini harus menjadi batu loncatan, bukan akhir dari tujuan. Kita tidak ingin daerah terkunci selamanya di sektor tambang,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin menegaskan bahwa hilirisasi merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan kekayaan mineral Indonesia memberi manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat.
“Hilirisasi bukan hanya industrialisasi, tetapi jalan menuju kemandirian ekonomi nasional. Kita ingin sumber daya alam menjadi fondasi bagi industri, inovasi, dan kesejahteraan yang inklusif,” kata Maroef.
Kuliah umum tersebut dihadiri Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa, jajaran pimpinan MIND ID, para dosen, serta mahasiswa dari berbagai fakultas.

3 hours ago
2




































