Manfaat Sterilisasi pada Hewan Peliharaan

1 hour ago 2

Image Rafizein Akmal Abrar

Edukasi | 2025-11-26 14:03:33

Pernahkah kalian mendengar terjadinya penelantaran khususnya hewan peliharaan? Ya, fenomena ini tidak asing disebagian kota-kota besar. Banyak sekali orang yang memelihara hewan peliharaanya hanya sekedar kesenangannya saja tetapi tidak ingin merawat, bahkan ada yang sampai berkembangbiak dan dibuang begitu saja tanpa rasa bersalah. Masalah ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi mengenai sterilisasi pada hewan peliharaan terutama kucing.

https://tica.org/wp-content/uploads/2024/04/spaying-scaled.jpg.webp

Sterilisasi kucing adalah tindakan medis untuk mencegah kucing bereproduksi. Pada betina, dokter hewan akan menangani organ reproduksinya agar tidak lagi hamil, sedangkan pada jantan dilakukan tindakan agar tidak bisa membuahi. Banyak orang mengira sterilisasi membuat kucing “kehilangan jati diri”, padahal tujuannya justru supaya kucing hidup lebih nyaman dan terjaga. Kucing tetap bisa aktif, manja, dan bermain seperti biasa, hanya saja perilaku yang dipicu dorongan kawin biasanya berkurang.

Manfaat sterilisasi membantu menurunkan risiko beberapa masalah kesehatan dan mengurangi situasi yang berbahaya. Kucing jantan cenderung lebih jarang kabur jauh mencari pasangan, lebih jarang berkelahi, dan biasanya berkurang kebiasaan menandai wilayah dengan urin berbau tajam. Kucing betina juga tidak lagi mengalami masa birahi yang sering membuatnya gelisah dan mengeong keras berhari-hari. Singkatnya, kucing lebih tenang, pemilik pun lebih mudah merawat, dan risiko luka atau penularan penyakit karena berkelahi dapat ditekan.

Tidak berhenti sampai situ, jika kucing dibiarkan berkembang biak tanpa kontrol, anak-anak kucing yang lahir tidak semuanya akan mendapat rumah. Banyak yang akhirnya terlantar, sakit, atau menjadi kucing jalanan. Kondisi ini bisa memicu keluhan warga, misalnya suara kawin di malam hari, perkelahian, bau urin di lingkungan, sampai kotoran di area sekitar rumah. Lebih dari itu, populasi kucing yang terlalu banyak juga membuat persoalan kebersihan dan kesehatan lingkungan makin sulit ditangani, apalagi bila tidak ada program penanganan yang teratur.

Di beberapa tempat, kita bisa melihat pola yang sama: ada satu dua kucing yang awalnya dipelihara, kemudian berkembang biak, lalu sebagian anaknya “dititipkan” ke luar rumah karena tidak sanggup merawat. Lama-lama jumlahnya bertambah, pakan seadanya, kucing makin sering berkeliaran, dan konflik dengan tetangga pun muncul. Pada titik ini, masalahnya bukan lagi soal suka atau tidak suka kucing, tetapi soal ketertiban hidup bersama. Sterilisasi membantu memutus rantai masalah tersebut dari sumbernya, yaitu kelahiran yang tidak direncanakan.

Sterilisasi juga bisa dipandang sebagai tindakan yang lebih manusiawi dibanding membiarkan kucing terus bunting. Bagi kucing betina, hamil berulang kali akan menguras tenaga, apalagi jika asupannya kurang atau hidupnya tidak aman. Sementara bagi anak kucing, lahir tanpa kepastian rumah berarti berhadapan dengan risiko tinggi, seperti sakit, kekurangan makan, tertabrak, atau kekerasan. Jadi, mencegah kelahiran yang tidak bisa kita tanggung sebenarnya adalah bentuk kasih sayang yang lebih bertanggung jawab.

Selain itu, sterilisasi memberi dampak positif bagi upaya komunitas. Relawan dan pegiat penyelamatan hewan sering kewalahan karena kasus kucing terlantar datang terus-menerus, sementara kapasitas penampungan dan biaya perawatan terbatas. Ketika semakin banyak pemilik melakukan sterilisasi, beban ini perlahan turun sehingga jumlah kucing yang butuh diselamatkan berkurang, penanganan bisa lebih fokus, dan kualitas perawatan meningkat. Dampaknya terasa pada warga yang ingin lingkungannya rapi, sehat, dan nyaman.

Karena itu, sterilisasi bukan sekadar “pilihan pribadi”, tetapi bagian dari tanggung jawab sosial yang sederhana. Kita boleh sayang kucing, memberi makan, dan menganggapnya keluarga, tetapi kita juga perlu mencegah lahirnya masalah baru yang ujungnya justru menyusahkan kucing itu sendiri dan lingkungan. Dengan satu langkah ini, kita ikut menjaga kesehatan peliharaan, mengurangi sumber konflik di sekitar rumah, dan membantu menekan jumlah kucing terlantar di masyarakat. Jika cinta pada hewan adalah niat baik, maka sterilisasi adalah cara agar niat baik itu punya dampak yang nyata.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |