Anak Selalu Jadi Samsak Emosi Orang Tua, Mengapa?

1 hour ago 2

Image Aprilia Angka J. K.

Parenting | 2025-11-26 13:02:21

Setiap orang tua pasti pernah mengalami titik jenuh dalam hidupnya, yang menyebabkan emosinya menjadi tidak stabil dan cenderung mudah marah. Kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin muncul dari anak bisa menjadi pemicu marah yang sangat besar. Mengapa hal ini sering terjadi?

Terdapat banyak penyebab dibalik emosi orang tua yang tidak stabil, salah satunya adalah pengaruh pola asuh orang tua saat kecil. Banyak orang tua yang tumbuh dalam keluarga yang penuh bentakan, minim validasi emosi, dan banyak hukuman. Mereka merekam pola asuh tersebut normal, sehingga secara sadar atau tidak sadar dilanjutkan pada anak-anaknya.

Kondisi ekonomi dan tuntutan pekerjaan juga membuat otak orang tua menjadi mudah lelah. Hal ini juga menyebabkan tingkat toleransi orang tua pada kesalahan anak menjadi menurun. Bagi orang tua yang sedang stress, kesalahan kecil yang dibuat oleh anak dapat menjadi ancaman tambahan yang dapat membuat mereka menjadi semakin lelah.

Penting juga bagi orang tua untuk melakukan literasi terkait pola parenting yang baik untuk anak di masa kini dan berdamai dengan emosi dalam dirinya. Banyak orang tua memiliki stigma bahwa menunjukkan emosi adalah sebuah kelemahan. Akibatnya, mereka tidak mampu mengelola emosinya dengan baik dan sering memendam emosinya. Maka dari itu, orang tua harus berdamai dengan belajar meregulasi emosinya, agar emosi yang mereka rasakan dapat tersalurkan dengan baik dan tidak dipendam hingga meluap-luap pada anak. Sehingga anak dapat merasakan kasih sayang yang lembut dari orang tua.

Orang tua juga seringkali memiliki ekspektasi yang tinggi pada anak. Berharap anak selalu patuh pada orang tua, selalu tenang dan tidak membuat keributan, bahkan beberapa orang tua berharap anak dapat mengendalikan dirinya seperti orang dewasa. Padahal, anak sedang tumbuh dan belajar meraba-raba tentang kehidupan. Sepantasnya anak mendapat bimbingan dan tuntunan dari orang tua untuk menjalani hidup kedepannya. Bukan dituntut untuk selalu tahu apa yang harus dilakukan.

Emosi orang tua yang tidak stabil dapat menyebabkan dampak yang serius pada anak. Dapat membuat anak merasa tidak aman di rumah dan tidak memiliki tempat untuk bercerita di keluarga karena takut akan dimarahi oleh orang tua. Anak juga akan menjadi people pleaser dan merasa tidak berharga karena terlalu sering menerima bentakan dan tuntutan dari orang tua. Juga dapat menyebabkan hubungan anak dan orang tua menjadi retak ketika anak beranjak dewasa sebagai sistem pertahanan diri anak.

Bagaimana pun, anak tidak seharusnya menjadi samsak emosi orang tua yang tidak stabil. Anak adalah buah hati orang tua yang sedang belajar untuk memahami dunia dan berharap orang tua hadir untuk menuntun mereka, bukan menuntut mereka. Orang tua sebaiknya menyadari pola asuh ini, berbenah diri dengan menghentikan pola asuh yang penuh emosi, dan mulai memberikan kasih sayang yang sudah seharusnya didapatkan oleh anak. Sehingga anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mengerti kualitas dirinya, tegas namun tetap lembut, dan dapat berbagi kasih pada orang lain yang membutuhkan karena tangki cintanya sudah dipenuhi oleh sang orang tua.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |