TEMPO.CO, Jakarta - Pihak keluarga Situr Wijaya, jurnalis asal Palu, Sulawesi Tenggara yang ditemukan tewas di kamar hotelnya masih menunggu hasil akhir dari keseluruhan rangkaian visum yang dilakukan terhadap jenazah korban. Hasil autopsi tersebut dinilai bisa menjadi kunci dalam mengungkap kasus kematian Situr.
“Kalau sudah dapat (hasil visum), saya minta ke polisi untuk sampaikan ke kami (keluarga),” kata juru bicara keluarga Situr Wijaya, Syahrul, ketika ditemui Tempo di Kalibata, Jakarta Selatan pada Ahad malam, 13 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Permintaan tersebut bukan tanpa alasan. Syahrul menilai kematian yang dialami oleh Situr bukanlah kematian yang wajar. Sehingga, pemeriksaan menyeluruh terhadap kondisi jenazah mutlak diperlukan untuk memastikan penyebab kematian korban.
“Kita berharap tidak ada racun di dalam tubuh (almarhum). Seandainya ada racun, kita minta polisi tahan semua orang yang terlibat,” ucap Syahrul.
Syahrul menuturkan, dalam foto jenazah Situr yang ia dapatkan, tampak sejenis cairan yang menggenang di lantai tepat di dekat bagian kepala almarhum tergeletak. Adanya cairan tersebut yang kemudian menambah kecurigaan Syahrul dan pihak keluarga.
Oleh karena itu, Syahrul berharap ada titik terang dari hasil autopsi yang dilakukan terhadap jenazah untuk mengetahui alasan di balik kematian Situr. Termasuk untuk mengukur adanya kemungkinan almarhum tewas diracun.
Hasil akhir visum terhadap jenazah Situr sendiri diperkirakan akan keluar sekitar tanggal 17 April 2025 atau 12 hari semenjak rangkaian autopsi pertama kali dilakukan. “Autopsi kemarin pertama kali tanggal 5 April,” ujar Syahrul.
Sebelumnya polisi telah melakukan pemeriksaan visum terhadap bagian luar tubuh jenazah. Dari pemeriksaan tersebut, pihak kepolisian menduga kematian Situr Wijaya terjadi akibat infeksi paru-paru yang disebabkan riwayat penyakit TBC yang diderita almarhum.
"Berdasarkan hasil autopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi dikutip dari keterangan resminya pada Senin, 7 April 2025.
Ade mengatakan, dari hasil penyidikan di tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan ada sejumlah obat di kamar hotel tempat korban ditemukan. Beberapa obat tersebut untuk pengobatan infeksi.
Meskipun begitu, polisi masih akan memastikan kembali penyebab kematian wartawan asal Palu, Sulawesi Tengah tersebut. Ia mengatakan, akan ada pemeriksaan lebih lanjut yang segera dilakukan.