REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat bertransformasi menjadi kanvas kreatif raksasa, tidak lagi sekadar landmark sejarah, melainkan ruang interaksi seni dan musik yang hidup, pada Sabtu (29/11/2025). Ribuan penonton dari Bandung Raya dan kota-kota sekitarnya tumpah ruah menikmati gelaran "Soundrenaline Sana-Sini" di Bandung.
Konsep "Sana-Sini" yang diusung Soundrenaline kali ini membuat perayaan musik tidak terpusat, melainkan menyebar dan mengalir di enam lokasi berbeda secara serentak, mulai dari Kimaya Braga, Savoy Homann, De Majestic, Filosofi Kopi, Le Braga Coffee & Kitchen, hingga Landmark Braga. Sejak siang hingga malam menjelang, antusiasme tak surut, membuat penonton terus bergerak dan berpindah venue mengikuti set musisi favorit mereka, menciptakan dinamika kota yang luar biasa meriah.
Setiap lokasi menyajikan pengalaman yang unik. Di Kimaya Braga, penonton dimanjakan dengan performa cadas dari Sigmun dan Lips!!, sebelum ditutup White Chorus dan Bilal Indrajaya. Sementara itu, Filosofi Kopi menjadi titik paling intim, di mana melodi-melodi mengalir lembut dari Tigapagi, Bin Idris, hingga penampilan penutup yang sangat dinanti dari White Shoes & The Couples Company.
Di sana, suasana kafe yang intim membuat Rama Ismael (23), penonton yang datang sengaja dari Jatinangor, Sumedang, merasa takjub. "Keren soalnya baru pertama datang ke konser yang pakai konsep begini, dan event-nya tuh di kafe-kafe tapi masih di satu kawasan, experience-nya dan crowd-nya beda banget," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Rabu (3/12/2025).
Tak kalah meriah, De Majestic menyuguhkan kombinasi apik antara penampil independen dan veteran Bandung, menghadirkan comeback dari Pure Saturday, Mocca, dan penutupan yang energik dari Eleventwelfth. Sementara di Savoy Homann, Efek Rumah Kaca tampil dua kali dengan set berbeda yang spesial yakni Kamar Gelap Set dan Rumah Kaca Set, ditemani Astera dan Pusakata. Konsep berpindah lokasi ini menjadi nilai jual utama festival, yang disadari betul oleh para penonton.
Suci Swastri (26), penonton asal Bandung, menilai format multilokasi ini memberikan pengalaman yang berbeda dari acara musik sejenis. "Acaranya fun banget. Kita enggak bosen nunggu di satu tempat," ujarnya.
Senada dengan Suci, Angga Prawira (25) menyebut konsep "Sana-Sini" ini mirip dengan festival musik di luar negeri, di mana pengalaman berpindah-pindah membuat suasana lebih hidup dan unik. Soundrenaline 2025 di Braga bukan hanya tentang musik, tetapi juga aktivasi ruang kreatif lokal.
Di Le Braga Coffee & Kitchen, selain musik dari MerDeFeu, area The Lab menghadirkan live tufting, live printing, hingga barista takeover bersama White Shoes, menunjukkan komitmen festival untuk merangkul kolektif dan produk kreatif lokal. Puncak kemeriahan visual dan energi hadir di Landmark Braga dengan aksi panggung besar dari Lair, Endah N Resha (yang sangat dinanti Angga Prawira), dan kolaborasi spektakuler 510 x SvaraWestJava Orchestra.
Mengingat kesuksesan dan antusiasme yang tinggi ini, Rama Ismael berharap penyelenggaraan Soundrenaline ke depan akan membawakan konsep serupa. "Asyik, seru dan bawa artis luar," ujarnya. Setelah sukses besar di Bandung, Soundrenaline 2025 bersiap melanjutkan perjalanannya ke Palembang pada 6 Desember, sebelum berpuncak dengan gelaran akbar selama empat hari di Jakarta pada 18 hingga 21 Desember 2025.

1 hour ago
1














































