Kendaraan melintas setelah keluar dari kapal di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu (5/4/2025). Berdasarkan data PT ASDP Cabang Bakauheni pada 4 April 2025 selama 24 jam, jumlah penumpang yang menyeberang dari Sumatera ke Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni, Panjang, BBJ Muara Pilu, dan Wika Beton sebanyak 104.751 orang dengan total kendaraan mencapai 27.709 unit, sementara puncak arus balik Lebaran diprediksi akan terjadi pada 5-6 April 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, khususnya operator pelabuhan, waspada potensi gangguan operasional bongkar muat dan pelayaran di Pelabuhan Merak–Bakauheni akibat kombinasi fenomena supermoon dan curah hujan tinggi pada awal serta akhir Desember 2025. Potensi peningkatan tinggi muka air laut maksimum tersebut dikhawatirkan mengganggu operasional pelabuhan selama masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026.
Kepala Kelompok Kerja Data dan Informasi BMKG Merak, Trian Asmarahadi, dalam keterangannya di Kota Serang, Rabu (3/12/2025), menjelaskan kondisi tersebut perlu menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan di sektor pelabuhan.
“Kalau kita bilang maksimum, pasti akan ada dampaknya, pasti akan ada dampak untuk bongkar muat,” ujar Trian.
Untuk meminimalkan risiko, lanjutnya, BMKG menyiapkan pos pemantauan cuaca Nataru di sejumlah dermaga bersama Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merak. Pos pemantauan ini akan bekerja secara real time untuk memonitor gelombang pasang dan perubahan dinamika laut.
“Jadi kami terus menginformasikan kepada pihak KSOP, kami menginformasikan potensi-potensi cuaca, apabila ada cuaca buruk, untuk satu jam ke depan atau tiga jam ke depan,” lanjut Trian.
Dia menegaskan informasi cuaca jangka pendek menjadi kunci agar pengelola pelabuhan dapat menyesuaikan jadwal bongkar muat maupun keberangkatan kapal.
sumber : ANTARA

1 hour ago
1














































