Sejumlah Komoditas Pangan Nasional Kini Beralih dari Impor ke Ekspor

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman menyampaikan sejumlah komoditas pangan nasional kini telah beralih dari status impor menjadi ekspor. Perubahan tersebut mencerminkan peningkatan kapasitas produksi dalam negeri dan kemandirian sektor pertanian.

Amran menuturkan, perkembangan itu terlihat dari komoditas utama seperti bawang merah, ayam, dan telur yang sebelumnya masih bergantung pada impor. Ia menilai saat ini, produksi dari petani dan pelaku usaha domestik telah mencukupi kebutuhan nasional dan sebagian dialokasikan untuk pasar luar negeri.

“Lima tahun terakhir kita sudah swasembada, hanya beritanya yang kurang. Dulu impor bawang merah, sekarang ekspor. Ayam dan telur juga sudah ekspor,” ujar tokoh yang juga bertugas sebagai Menteri Pertanian itu di Jakarta, dikutip Kamis (23/10/2025).

Amran kemudian memberi contoh tambahan melalui komoditas minyak goreng yang saat ini diproduksi dalam jumlah besar dan sebagian diekspor. Pemerintah menyiapkan langkah lanjutan untuk memperkuat produksi beras serta jagung agar dapat memenuhi kebutuhan nasional dan membuka peluang ekspor di masa mendatang.

Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan Nasional yang disusun Bapanas bersama kementerian dan lembaga terkait, sejumlah komoditas pangan pokok menunjukkan surplus produksi. Data per 2 Oktober mencatat beras, jagung, bawang merah, cabai besar, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam memiliki produksi yang melampaui kebutuhan konsumsi nasional.

Produksi beras diperkirakan mencapai 34,34 juta ton per tahun dengan kebutuhan 30,97 juta ton. Jagung memiliki proyeksi produksi 16,68 juta ton, lebih tinggi dibanding kebutuhan 15,7 juta ton. Bawang merah mencatat produksi 1,35 juta ton, sedangkan konsumsi 1,18 juta ton, dengan realisasi ekspor hingga Agustus sebesar 159 ton dan rencana tambahan ekspor 4.900 ton hingga akhir tahun.

Produksi cabai besar mencapai 1,46 juta ton dan cabai rawit 1,68 juta ton, melebihi kebutuhan yang berada di kisaran 876 ribu hingga 958 ribu ton. Sementara itu, produksi daging ayam nasional diperkirakan 4,26 juta ton dengan kebutuhan 3,86 juta ton, dan telur ayam mencapai 6,51 juta ton dengan konsumsi 6,22 juta ton.

“Beras kita insya Allah swasembada. Produksinya meningkat, dan ini data FAO. Indonesia tercatat memiliki peningkatan produksi beras terbesar nomor dua di dunia,” kata Amran.

Laporan Food Outlook Biannual Report on Global Food Markets dari FAO menempatkan Indonesia pada posisi keempat produsen beras terbesar dunia dengan produksi 35,6 juta ton untuk periode 2025/2026. Pertumbuhan produksi beras nasional tercatat sebesar 4,5 persen, salah satu yang tertinggi secara global. Selain laporan FAO, United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia pada 2025 mencapai sekitar 34 juta ton.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |