Pemilihan Paus di Vatikan: Bagaimana Prosedur Pemungutan Suara?

5 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada tanggal 21 April 2025 dalam usia 88 tahun, perhatian global kini tertuju pada Kota Vatikan, pusat Gereja Katolik Roma. Paus Fransiskus dikenal sebagai pemimpin Gereja yang mencatat banyak hal. Ia merupakan paus pertama yang berasal dari Amerika Latin serta menjadi anggota pertama dari Serikat Yesus (Yesuit) yang menduduki Takhta Suci.

Setelah menderita sakit yang berkepanjangan, Vatikan merilis pernyataan resmi yang menyebut bahwa kondisi terakhirnya berkaitan dengan gangguan pernapasan yang menyerupai asma kronis, diperparah oleh trombositopenia, yaitu kondisi rendahnya jumlah trombosit dalam darah.

Dengan wafatnya Paus Fransiskus, posisi kepausan menjadi kosong, dan Gereja Katolik pun segera bersiap menjalankan proses pergantian yang bersifat ritualistik, rahasia, dan sangat terstruktur.

Proses Pemilihan Paus

Pemilihan paus baru dilaksanakan dalam sebuah forum tertutup yang dikenal sebagai Konklaf Kepausan. Istilah "konklaf" berasal dari bahasa Latin cum clave yang berarti "dengan kunci", merujuk pada praktik penguncian para kardinal di tempat tertentu sampai mereka mencapai keputusan.

Konklaf berlangsung di dalam Kapel Sistina, sebuah ruang sakral yang berada di kompleks Vatikan dan terkenal dengan lukisan langit-langit karya Michelangelo. Proses ini dijalankan oleh Kolegium Kardinal, yakni kumpulan pejabat tinggi Gereja yang berasal dari berbagai negara. Dari 252 kardinal yang tercatat saat ini, sebanyak 138 di antaranya berusia di bawah 80 tahun, yang merupakan batas usia bagi mereka yang berhak ikut serta dalam pemilihan.

Secara hukum gerejawi, siapa pun pria Katolik yang telah dibaptis dapat dipilih menjadi paus. Namun, secara praktik dan tradisi, pemilihan selalu diarahkan kepada para kardinal. Hal ini disebabkan karena posisi kardinal mencerminkan tingkat tertinggi dalam hierarki Gereja di bawah paus, dengan pemahaman teologis dan pengalaman kepemimpinan yang dianggap mumpuni.

Tahapan Menuju Conclave

Sebelum konklaf dimulai, Gereja menjalankan masa berkabung resmi selama sembilan hari, yang disebut Novemdiales. Selain sebagai penghormatan terakhir terhadap paus yang wafat, periode ini juga memberi waktu bagi para kardinal dari seluruh dunia untuk tiba di Vatikan.

Konklaf biasanya dimulai antara 15 hingga 20 hari setelah wafatnya paus. Seluruh kardinal pemilih dikarantina di wilayah khusus dalam kompleks Vatikan, dan akses terhadap dunia luar sepenuhnya ditutup. Kapel Sistina dibersihkan dari segala bentuk alat penyadap atau perangkat komunikasi, guna memastikan proses berlangsung dalam kerahasiaan penuh. Bahkan, setiap upaya untuk membocorkan informasi dari dalam konklaf dapat dikenai sanksi pengucilan atau ekskomunikasi.

Prosedur Pemungutan Suara

Setiap hari selama konklaf berlangsung, para kardinal dapat melakukan hingga empat putaran pemungutan suara dua di pagi hari dan dua di sore hari. Surat suara ditulis tangan dengan menggunakan kode atau penyamaran agar tidak mudah dikenali.

Sebelum memasukkan suara ke dalam kotak pemungutan suara, masing-masing kardinal mendekati altar dan melafalkan doa di hadapan lukisan Penghakiman Terakhir, memohon bimbingan ilahi dalam memilih pemimpin yang tepat. Setelah setiap sesi pemungutan suara selesai, surat suara dibakar di tungku khusus.

Asap yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut menjadi simbol utama yang ditunggu-tunggu oleh publik. Jika belum ada kandidat yang meraih suara mayoritas dua pertiga, maka asap yang keluar dari cerobong adalah hitam. Namun, apabila sudah ada seorang kandidat yang memenuhi syarat tersebut, maka asap putih akan mengepul, menandakan bahwa seorang paus baru telah terpilih.

Persyaratan dan Tata Cara Penetapan Paus Baru

Agar dapat ditetapkan sebagai paus, seorang kandidat harus memperoleh dukungan dua pertiga dari total jumlah kardinal pemilih yang hadir. Apabila proses pemungutan suara berlarut-larut tanpa hasil, pemilihan dapat difokuskan pada dua kandidat dengan suara terbanyak, walau ketentuan ini hanya berlaku dalam situasi tertentu dan tetap dengan persetujuan mayoritas.

Setelah seorang kandidat memperoleh jumlah suara yang diperlukan, Dekan Kolegium Kardinal akan menanyakan apakah ia bersedia menerima pemilihan tersebut. Jika disetujui, paus terpilih akan memilih nama kepausannya dan mengenakan jubah resmi yang telah disiapkan oleh Vatikan dalam tiga ukuran berbeda. Ia akan memasuki Ruang Air Mata, sebuah kamar kecil yang digunakan untuk merenung dan mempersiapkan diri sebelum tampil di hadapan umat.

Tak lama kemudian, paus baru akan diumumkan secara resmi melalui pengumuman dari balkon utama Basilika Santo Petrus, yang diikuti dengan sapaan pertamanya kepada dunia: Habemus Papam, "Kita memiliki Paus."

Kandidat-Kandidat yang Diunggulkan

Meskipun proses konklaf bersifat rahasia dan tidak dapat diprediksi secara pasti, beberapa nama teladisebut-sebut sebagai calon kuat penerus Paus Fransiskus. Menurut laporan New York Post, terdapat delapan kardinal yang dinilai memiliki peluang besar, yakni:

1. Pietro Parolin
2. Fridolin Ambongo Besungu
3. Wim Eijk
4. Peter Erdo
5. Luis Antonio Tagle
6. Raymond Burke
7. Mario Grech
8. Matteo Zuppi

Dewi Rina Cahyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Paus Frasiskus, Paus untuk Semua Orang

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |