Mengulik Kecantikan Perempuan Korea di Era Dinasti Joseon, Setting Serial Bon Appetit, Your Majesty

1 hour ago 2

CANTIKA.COM, Jakarta - Standar kecantikan selalu berubah seiring zaman, namun satu hal yang tetap bertahan adalah bagaimana kecantikan sering kali dipengaruhi oleh nilai budaya dan moral. Pada masa Dinasti Joseon (1392–1897) di Korea yang menjadi latar tempat serial drama Korea Bon Appetit, Your Majesty, kecantikan tidak hanya dipandang sebagai penampilan luar, tetapi juga erat terkait dengan nilai-nilai luhur seperti bakti, kesopanan, dan kehormatan.

Perempuan Joseon sejak kecil dididik untuk menjaga martabat feminin mereka melalui cara berpakaian, bersikap, hingga berdandan. Bahkan, simbol dedikasi seorang perempuan terhadap moralitasnya terwujud dalam eunjangdo, pisau saku perak yang selalu dibawa sebagai penanda kehormatan.

Tiga Pilar Kecantikan: Sambaek, Samheuk, dan Samhong

Estetika Joseon menekankan harmoni natural. Tiga kriteria utama kecantikan perempuan Korea dikenal dengan istilah:

Sambaek kulit, gigi, dan mata yang putih bersih.

Samheuk : alis, pupil, dan rambut yang hitam pekat.

Samhong: pipi, bibir, dan kuku yang merona kemerahan alami.

Perempuan Joseon sering menggunakan yeonji, riasan merah di pipi dan bibir, untuk menghadirkan rona segar. Tren ini menjadi cikal bakal obsesi masyarakat Korea modern terhadap kulit cerah tanpa cacat dan riasan natural yang tetap terlihat sehat.

Sosok Ikonik: Jang Ok-jeong

Kecantikan Joseon juga tercermin pada figur legendaris seperti Jang Ok-jeong (Hui-bin Jang), seorang dayang istana yang kemudian menjadi selir Raja Sukjong. Pesonanya begitu memikat hingga tercatat dalam Annals of the Joseon Dynasty, sebuah kehormatan yang jarang diberikan. Tak heran jika kisahnya kerap diadaptasi dalam drama periode Korea, dan aktris yang memerankannya selalu dianggap simbol kecantikan di generasi mereka.

Menariknya, sebuah penelitian medis modern menemukan kesamaan antara lukisan terkenal Portrait of a Beauty dari era Joseon dengan patung-patung Buddha pada periode yang sama. Proporsi wajah — dari dahi, mata, hingga bibir —mencerminkan bagaimana standar kecantikan kala itu banyak terinspirasi dari penghormatan terhadap simbol spiritual. Artinya, kecantikan dilihat sebagai keseimbangan lahiriah dan batiniah.

Namun, di balik pesonanya, standar kecantikan Joseon juga memperlihatkan sisi patriarki yang kuat. Dengan berkembangnya neo-Konfusianisme, perempuan diposisikan di bawah laki-laki, dan feminitas sering kali dimaknai sebagai kepatuhan. Kecantikan menjadi semacam “mata uang sosial” yang menentukan posisi perempuan dalam keluarga maupun masyarakat, sekaligus membatasi ruang gerak mereka.

Beauty Lesson dari Joseon untuk Masa Kini

Jika ditarik ke konteks modern, warisan kecantikan Joseon mengingatkan kita bahwa standar kecantikan bukan hanya penampilan fisik, melainkan juga harmoni antara inner beauty dan penampilan luar. Riasan natural, kulit sehat, serta keanggunan sikap masih menjadi standar yang digandrungi hingga kini.

Pada akhirnya, pelajaran terbesar dari estetika Joseon adalah: kecantikan sejati lahir dari keseimbangan  antara wajah yang terawat, kepribadian yang tenang, dan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi.

Pilihan Editor: Cerita Lim Yoon-a Jadi Koki di Masa Lalu dan Sekarang di Serial Drama Korea Bon Appetit, Your Majesty

ASIA SOCIETY

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi Terkini Gaya Hidup Cewek Y dan Z di Instagram dan TikTok Cantika.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |