Kru Film Tuduh Blake Lively Coba Rebut Kendali Justin Baldoni

2 days ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan antara aktris Blake Lively dan aktor sekaligus sutradara Justin Baldoni dalam produksi film It Ends with Us kini semakin mengundang perhatian publik. Talia Spencer, tim storyboard artist dalam proyek film tersebut buka suara dalam wawancara bersama 60 Minutes Australia pada Ahad, 13 April 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan Enews, ia mengungkap bahwa Lively, yang juga merupakan produser, dituding mencoba mengambil alih arah kreatif film dari Justin Baldoni selaku sutradara. “Justin adalah salah satu dari sedikit sutradara yang pernah saya ajak bekerja, ia ramah dan penuh rasa hormat,” kata Spencer, mengawali kesaksiannya. Ia mengaku tertarik bergabung dalam tim karena Baldoni punya kepedulian besar terhadap visi film tersebut, dan bukan melakukannya demi ketenaran.

Tudingan terhadap Blake Lively 

Menurut Spencer, sifat baik Baldoni justru disalahartikan oleh Lively. “Saya rasa mungkin Blake melihat kebaikannya, menyalahartikan itu sebagai kelemahan, dan mencoba memanfaatkannya untuk merebut kendali dalam produksi,” ujarnya. Saat ditanya apakah Lively memang mencoba mengambil alih kontrol film It Ends with Us, ia menjawab, “Saya rasa iya.” Ia juga menambahkan, “Saya pikir ada kompromi besar terhadap visi awal Justin untuk film ini.”

Pernyataan Spencer muncul di tengah konflik hukum antara Lively dan Baldoni, yang kini saling menuding. Berdasarkan dokumen hukum, dilansir dari New York Post, Baldoni mengklaim bahwa Lively menuntut kendali kreatif dengan cara tidak semestinya. Ia juga menyebut bahwa Lively memanfaatkan kedekatannya dengan penyanyi Taylor Swift sebagai tekanan terhadap rumah produksi.

Dalam pengajuan hukum tersebut, Baldoni menyatakan bahwa Lively menyampaikan ancaman melalui seorang eksekutif studio. Blake bahkan disebut menggunakan kedekatannya dengan Taylor Swift untuk menekan keputusan studio, termasuk menyampaikan ancaman terselubung terkait lagu 'My Tears Ricochet' yang digunakan dalam trailer film. 

Tindakan ini lebih terasa seperti pemerasan ketimbang permintaan profesional,” tulis pengacaranya dalam dokumen tersebut. Ia juga mengungkap bahwa dua versi film sempat dibuat. Versi suntingan Lively akhirnya menjadi versi yang dirilis ke publik.

Menuju Persidangan Justin Baldoni dan Blake Lively

Lively sebelumnya menuduh Baldoni dan mitranya di Wayfarer Studios, Jamey Heath, melakukan pelecehan seksual, menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat, dan melakukan kampanye pencemaran nama baik terhadapnya setelah ia mengajukan keluhan. Baldoni telah membantah seluruh tuduhan itu. 

Persidangan dijadwalkan berlangsung pada Maret 2026. Dalam pernyataan kepada ENews pada 3 Februari, kuasa hukum Lively menyebutkan, “Kasus ini menyangkut tuduhan serius mengenai pelecehan seksual dan pembalasan. Kami akan meminta pertanggungjawaban para terdakwa, dan kami yakin setelah semua bukti disampaikan, Nona Lively akan menang.”

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |