TEMPO.CO, Bandung - Majalah berbahasa Sunda tertua, Mangle, mengalami kesulitan terbit belakangan ini. Kepala Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda Universitas Padjadjaran (Unpad) Ganjar Kurnia mengatakan, kampus turun tangan dengan ikut mengelola Mangle agar terus terbit bulan depan. “Mangle kan dalam kondisi susah lah begitu, ya sudah kita kelola saja,” katanya kepada Tempo, Senin 29 April 2025 saat ditemui di Perpustakaan Ajip Rosidi, Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pilihan Editor: Profil Mpok Nori, Seniman dan Komedian Legendaris Betawi
Keputusan Unpad Kelola Majalah Mangle
Menurutnya, majalah itu akan tetap dinaungi PT Mangle yang telah dibeli sekelompok orang. Pusat Digitalisasi dan Pengembangan Budaya Sunda menurut Ganjar akan mengelola isi dan redaksional majalah Mangle yang biasanya terbit rutin sepekan sekali dalam bentuk cetakan. Jumlah tirasnya 1.500 eksemplar dengan harga jual Rp 25 ribu. “Nanti mungkin sama Unpad terbitnya akan sebulan sekali karena materinya bakal berubah,” ujarnya. Oplah dan harganya bakal tetap dipertahankan tanpa kenaikan.
Rencananya, Mangle akan tetap terbit dalam bentuk cetakan bukan media digital berbayar. Alasannya, karena bentuk fisik bacaan dinilai masih lebih baik daripada membaca di layar perangkat komunikasi. Beberapa perubahan telah direncanakan untuk Mangle terbitan baru pada Mei 2025. “Kita akan mengarahkan Mangle menjadi majalah kebudayaan dan pengetahuan soal budaya,” ujar mantan Rektor Unpad itu. Selain itu cover majalah yang selalu menampilkan perempuan akan diganti.
Materi berita yang mengejar aktualitas rencananya bakal ditinggalkan Mangle. Majalah itu akan mengandalkan karya dari para penulis, bukan lagi wartawan. Penulisnya tidak hanya dari kalangan internal redaksi melainkan juga terbuka untuk umum. Pengelolaan Mangle bukan merupakan kegiatan bisnis. “Unpad hanya bertanggung jawab terhadap kebudayaan salah satunya ke majalah (Mangle) yang sudah ada sejak 1957,” ujarnya.
Ganjar mengatakan alasan untuk mempertahankan Mangle karena majalah berbahasa Sunda itu termasuk kekayaan budaya yang tersisa. Mengutip dari keterangan di laman Mangle, majalah itu pertama kali terbit pada 21 Oktober 1957 di Bogor. Edisi perdananya sebanyak 500 eksemplar itu bersampul sosok seorang gadis bernama Ika Rostika. Sebulan kemudian Mangle yang dibagikan gratis, menjadi patokan hari kelahiran pada 21 November 1957. Para pendiri Mangle yaitu Oeton Moechtar, Rochamina Sudarmika, Wahyu Wibisana, Saleh Danasasmita, dan Sukanda Kartasasmita atau ayah dari Arief S. Kartasasmita yang kini menjabat sebagai Rektor Unpad.