TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen PT Pelita Air Service resmi menetapkan kembali Dendy Kurniawan sebagai Direktur Utama untuk periode kedua masa jabatannya pada Senin, 21 April 2025. Keputusan ini diambil oleh dua pemegang saham utama, yakni PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Pedeve Indonesia, melalui mekanisme Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler.
Penetapan ini merujuk pada ketentuan yang tercantum dalam Pasal 10 Ayat 5 Anggaran Dasar Perseroan mengenai pengangkatan kembali anggota direksi, yang memungkinkan pejabat sebelumnya untuk melanjutkan masa tugas apabila dinilai layak dan mampu menjalankan kepemimpinan secara berkelanjutan.
Penunjukan ulang Dendy sebagai Direktur Utama Pelita Air tidak terlepas dari penilaian positif atas kinerjanya selama periode pertama menjabat. Para pemegang saham menilai bahwa Dendy telah berhasil menunjukkan kualitas kepemimpinan yang tidak hanya strategis dan visioner, tetapi juga adaptif terhadap dinamika industri penerbangan yang kompleks.
Selama kepemimpinannya, Pelita Air berhasil mengalami transformasi signifikan dari maskapai layanan tidak berjadwal menjadi maskapai penerbangan berjadwal yang kompetitif dengan standar layanan yang terus meningkat.
Peningkatan performa tersebut tidak hanya tercermin dari aspek layanan, tetapi juga melalui pencapaian kinerja operasional yang stabil serta catatan keuangan yang positif. Hal ini menjadi fondasi penting yang menguatkan kepercayaan pemegang saham untuk melanjutkan kepemimpinan Dendy. Dalam pernyataannya, Dendy mengungkapkan apresiasinya atas dukungan yang telah diberikan oleh seluruh pihak dalam perusahaan.
“Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh para pemegang saham, serta apresiasi atas dukungan penuh dari seluruh Perwira Pelita Air,” ujarnya.
Riwayat Pendidikan dan Awal Karier
Dendy Kurniawan merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), di mana ia meraih gelar sarjana di bidang Teknik pada April 1996. Melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana, ia berhasil diterima di Yale University, Amerika Serikat, dan menyelesaikan program Magister di bidang International and Development Economics pada Mei 2000.
Selama masa studinya, ia mendapatkan beasiswa prestisius J. William Fulbright yang diberikan kepada individu terpilih dari berbagai negara untuk menempuh studi lanjutan di Amerika Serikat. Selain itu, ia juga menerima Beasiswa Citicorp yang diperuntukkan bagi empat penerima Fulbright terpilih dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di luar negeri, Dendy memulai karier profesionalnya di sektor pemerintahan. Pada 2000, ia menjabat sebagai Kepala Staf di Kantor Menteri Keuangan selama satu tahun. Kemudian, pada 2001, ia bergabung dengan PT Indomobil Sukses Internasional sebagai anggota dewan komisaris. Dalam tahun yang sama, ia juga diangkat sebagai Presiden Direktur Indokapital Securities, sebuah perusahaan jasa keuangan, dan menduduki posisi tersebut hingga tahun 2006.
Kariernya berlanjut sebagai Managing Director di Infinite Capital pada 2006 hingga 2008, lalu menjabat sebagai Chairman di Quant Capital Management dari 2008 hingga 2009. Setelah itu, Dendy masuk ke sektor energi dan menjabat sebagai Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) di PT Geo Dipa Energi (Persero), perusahaan yang bergerak di bidang energi panas bumi, selama periode 2009 hingga 2014.
Karier di Industri Penerbangan
Pengalaman panjang Dendy di sektor keuangan dan energi menjadi pijakan awalnya untuk terjun ke industri penerbangan, yang kemudian menjadi salah satu tonggak penting dalam perjalanan kariernya. Ia mulai bergabung dengan AirAsia Group pada tahun 2014 sebagai Chief Financial Officer sekaligus Chief Executive Officer di Indonesia AirAsia Extra. Ia menjalankan peran tersebut hingga tahun 2016.
Setelah itu, Dendy dipercaya untuk memimpin Indonesia AirAsia sebagai Chief Executive Officer pada periode 2016 hingga 2019. Selanjutnya, ia juga diangkat sebagai Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk dari tahun 2017 hingga 2022. Dalam rentang waktu tersebut, Dendy turut mengemban amanah sebagai Komisaris Utama di perusahaan yang sama selama periode 2019 hingga 2022.
Rachel Farahdiba Regar berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Profil Direktur Utama Pelita Air, Anak Usaha Pertamina yang Bersiap Merger dengan Garuda Indonesia