loading...
Amerika Serikat sangat prihatin bahwa Rusia dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir berdasarkan doktrin nuklir barunya. Foto/National Interest
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) sangat prihatin bahwa Rusia dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir berdasarkan doktrin nuklir barunya.
Itu disampaikan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dalam sebuah wawancara dengan Financial Times yang diterbitkan pada hari Sabtu (4/1/2025).
Komentarnya muncul sebagai respons atas pertanyaan tentang dugaan "nuclear sabre-rattling” Moskow, yang tampaknya merujuk pada perubahan yang dilakukan dalam doktrin nuklirnya tahun lalu.
Moskow mengumumkan pembaruan doktrin nuklirnya setelah para pendukung Ukraina dari Barat, termasuk AS, mengizinkan Kyiv menggunakan senjata jarak jauh pasokan mereka untuk menyerang target jauh di dalam Rusia.
Pada bulan November, Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui perubahan doktrin tersebut, memperluas daftar kondisi yang dapat memicu respons nuklir. Pembaruan tersebut mencakup skenario di mana agresi oleh negara non-nuklir atau sekelompok negara, yang didukung oleh negara nuklir, dapat dipandang sebagai serangan bersama.
Namun, dokumen tersebut menggambarkan senjata nuklir sebagai "tindakan ekstrem dan terpaksa" dan menekankan tujuan Moskow untuk mencegah ketegangan yang dapat menyebabkan konflik militer, termasuk konflik nuklir.
Blinken mengatakan Washington memandang perubahan doktrin nuklir Rusia tersebut sebagai peningkatan risiko eskalasi nuklir.
"Bahkan jika kemungkinannya berubah dari 5 menjadi 15%, dalam hal senjata nuklir, tidak ada yang lebih serius," kata Blinken.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya