10 Negosiasi Indonesia-Amerika terkait Tarif Trump

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia telah melaksanakan negosiasi menyusul pengenaan tarif impor yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Negosiasi tersebut diwakili oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu.

Airlangga mengatakan Indonesia secara aktif mengakses peluang pembahasan dengan pejabat-pejabat Amerika Serikat terkait tarif Trump. Dia menyebut pihaknya telah berdiskusi dengan Kementerian Perdagangan dan Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), serta berencana bertemu mitra Kementerian Keuangan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Dari hasil pembicaraan, Indonesia ini merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal. Jadi, ada beberapa negara lain yang sudah juga berbicara dengan Pemerintah Amerika Serikat, antara lain Vietnam, Jepang, dan Italia,” kata Airlangga dalam konferensi pers perkembangan terkini negosiasi dan diplomasi perdagangan Indonesia-AS, Jumat, 18 April 2025, seperti dilihat dari YouTube Kemenko Perekonomian. 

Lantas, apa saja hasil negosiasi tarif Trump yang dilakukan Indonesia? Berikut daftarnya: 

  1. Peningkatan Impor Beberapa Komoditas dari AS

Airlangga mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengusulkan rencana untuk meningkatkan pembelian komoditas energi dari Amerika Serikat, seperti liquid petroleum gas (LPG) atau elpiji, crude oil atau minyak mentah, dan gasolin. 

“Indonesia juga berencana untuk membeli produk agrikultur, antara lain gandum, soya bean (kedelai), dan soybean meal (bungkil kedelai),” ucap Airlangga. 

  1. Fasilitasi Perizinan Perusahaan AS di Indonesia

Selain itu, Airlangga juga menuturkan bahwa Indonesia akan memberikan kesempatan kepada perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang telah beroperasi di tanah air melalui perizinan yang lebih mudah. Indonesia juga membuka opsi untuk menyalurkan insentif kepada perusahaan-perusahaan tersebut. 

“Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang selama ini beroperasi di Indonesia. Dan tentunya ada hal-hal yang terkait dengan perizinan dan insentif yang dapat diberikan,” ujar mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu. 

  1. Kerja Sama di Bidang Mineral

Airlangga pun menyatakan bahwa pihaknya menawarkan peluang kerja sama kepada Amerika Serikat terkait mineral strategis, yaitu mineral yang penting untuk sistem pertahanan dan susunan strategi negara. Kemudian, ada pula opsi kolaborasi di sektor mineral kritis yang penting untuk perekonomian dan keamanan nasional. 

“Indonesia juga menawarkan kerja sama terkait dengan mineral strategic atau critical mineral,” kata Airlangga. 

  1. Mempermudah Prosedur Impor Barang dari AS

Pemerintah Indonesia juga berkomitmen untuk mempermudah prosedur impor untuk produk-produk dari AS, termasuk holtikultura. Tak hanya itu, Indonesia juga berharap agar investasi dapat dilakukan dengan pendekatan yang melibatkan pertukaran produk, layanan, atau informasi antarbisnis. 

“Dalam kerja sama antarnegara di sektor investasi, Indonesia mendorong agar investasi dilakukan secara business-to-business,” ucap Airlangga. 

  1. Peningkatan Mutu SDM

Kemudian, Indonesia menginginkan agar kerja sama antardua negara termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pemerintah Indonesia pun mendorong kemitraan di sektor ekonomi digital. 

“Indonesia mendorong pentingnya penguatan kerja sama di sektor pengembangan sumber daya manusia, antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering (teknik), matematika, dan ekonomi digital,” ujar Menko Perekonomian RI. 

  1. Layanan Keuangan yang Menguntungkan AS

Airlangga juga mengungkapkan bahwa dalam paket negosiasi, Indonesia juga menawarkan perbaikan dalam layanan keuangan agar lebih memberikan manfaat kepada AS. “Tentu Indonesia juga mengangkat financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara AS,” katanya. 

  1. Pengenaan Tarif yang Seimbang

Airlangga mengatakan bahwa kedua negara menginginkan agar penetapan tarif perdagangan dapat dilakukan secara adil. Menurut dia, Indonesia berharap agar Amerika Serikat memberi tarif berimbang pada beberapa komoditas unggulan dari tanah air. 

“Jadi, apabila Amerika sudah diberikan tarif berimbang, maka Indonesia juga mengharap kepada 20 produk unggulan Indonesia yang diekspor ke Amerika dapat diberikan tarif yang seimbang pula. Dan tarif tersebut tidak lebih tinggi daripada negara-negara pesaing Indonesia,” kata Airlangga. 

Selain itu, lanjut dia, Indonesia juga sudah menyampaikan sejumlah dokumen untuk merespons non-tarif yang berdampak pada arus perdagangan atau Non-Tariff Measures (NTMs). 

  1. Perbaikan Regulasi TKDN

Dia juga mengungkapkan, berdasarkan instruksi Presiden Prabowo Subianto, Indonesia juga akan melakukan amandemen peraturan mengenai tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Menurut dia, Pemerintah Amerika Serikat meminta perbaikan format TKDN, termasuk yang berimbas pada produk-produk tertentu yang tidak bersifat impor-ekspor. 

“Contohnya seperti data center (pusat data), nah itu juga kami sedang perbaiki dan dibuat rekomendasinya. Kemudian, tentu TKDN yang di luar ICT (teknologi komunikasi dan informasi) sampai sekarang belum ada perubahan. Namun, tantangan Bapak Presiden (Prabowo), bahwa ini dibuat yang sifatnya berbasis kepada inovasi dan insentif akan dibahas,” ucap Airlangga. 

  1. Deregulasi Perdagangan

Dia menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia juga sedang menyiapkan pembentukan tim satuan tugas (satgas) deregulasi. Namun, tim tersebut tidak hanya disiapkan untuk menghadapi tarif perdagangan yang ditetapkan oleh Donald Trump. 

“Ini bukan hanya eksklusif untuk Amerika, tetapi kita juga masuk dalam berbagai perjanjian, termasuk IEU CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Partnership Agreement),” ujar Airlangga. 

  1. Penyusunan Kerangka Kerja Sama Selama 60 Hari

Kemudian, Airlangga mengatakan bahwa kedua negara menyetujui untuk menuntaskan negosiasi dalam kurun waktu 60 hari. Menurut dia, dari hasil-hasil diskusi Indonesia dan Amerika Serikat tersebut, nantinya akan ada ditindaklanjuti dengan pertemuan lain sebanyak dua hingga tiga putaran. 

“Sudah disepakati kerangka acuannya dan formatnya pun sudah disepakati, termasuk kemitraan perdagangan investasi, kemitraan dari mineral penting, dan juga terkait dengan reliabilitas daripada koridor rantai pasok yang mempunyai resiliensi tinggi,” kata Airlangga.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |