loading...
Kerajaan Singasari sepeninggal Tohjaya mulai menemukan titik terang dalam mengakhiri konflik keluarga yang sudah berlangsung turun-temurun dan berkepanjangan. Foto/Ilustrasi/Ist
JAKARTA - KERAJAAN Singasari sepeninggal Tohjaya akhirnya mulai menemukan titik terang dalam mengakhiri konflik keluarga yang sudah berlangsung turun-temurun dan berkepanjangan.
Sosok duet Ranggawuni dan Mahisa Campaka yang berhasil menggulingkan pemerintahan Tohjaya mulai menyusun strategi untuk keberlangsungan Singasari. Keduanya akhirnya bersatu dan mulai membangun Singasari lagi.
Kitab Pararaton menjelaskan bagaimana persekutuan antara Ranggawuni dan Mahisa Campaka sebagai dua ular dalam satu liang.
Pada persembunyian keduanya tetap bersatu, dan sepeninggal pemerintahan Tohjaya mereka pun tetap bersatu dan bersama membangun pemerintahan.
Pada akhirnya Ranggawuni dinobatkan sebagai raja dengan nama abhiseka Wisnuwardhana. Sedangkan Mahisa Campaka dinobatkan jadi Ratu Angabhaya atau pembantu utama sang prabu, yang bergelar Bhatara Narasingamurti.
Sebagaimana dikutip dari buku "Tafsir Sejarah Nagarakretagama" pada Kakawin Nagarakretagama pupuh 41/2 mengiaskan, pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti sebagai kerjasama antara Madhawa (Wisnu) dan Indra.
Panji Patipati yang menyelamatkan hidup mereka dari ancaman Panji Tohjaya, diangkat sebagai dharmadikarana atau hakim tinggi seperti terbukti dari piagam Gunung Wilis, yang dikeluarkan pada tahun Saka 1191.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya