REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan lima warga Palestina tewas akibat penembakan Israel terhadap sebuah sekolah yang difungsikan sebagai tempat perlindungan pengungsi di Jalur Gaza, Jumat (19/12/2025) waktu setempat. Insiden ini kembali menguji rapuhnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang berlaku sejak Oktober lalu.
Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan korban tewas ditemukan di Sekolah Martir Gaza yang terletak di kawasan Tuffah, sebelah timur Kota Gaza. Sekolah tersebut selama ini digunakan sebagai tempat berlindung warga sipil.
“Lima martir telah ditemukan sebagai akibat dari penembakan Israel terhadap tempat perlindungan di Sekolah Martir Gaza,” ujar Bassal dikutip dari Arab News, Sabtu (20/12/2025).
Menanggapi laporan tersebut, militer Israel menyatakan penembakan dilakukan terhadap sejumlah individu yang mencurigakan selama aktivitas operasional di wilayah utara Jalur Gaza, dekat area yang disebut Garis Kuning. Wilayah ini berada di zona tempat pasukan Israel mundur sesuai ketentuan gencatan senjata.
“Tak lama setelah identifikasi, pasukan menembak individu yang mencurigakan untuk menghilangkan ancaman,” ujar pernyataan militer Israel.
Mereka juga mengklaim tengah meninjau laporan terkait jatuhnya korban jiwa di lokasi tersebut. Militer Israel menyatakan penyesalan atas setiap korban dari kalangan warga sipil yang tidak terlibat.
“Militer Israel menyesali setiap kerugian yang dialami oleh individu yang tidak terlibat dan berupaya meminimalkan kerugian sebisa mungkin,” demikian pernyataan resmi mereka.
Gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat itu dinilai masih sangat rapuh. Israel dan Hamas saling menuduh telah melakukan pelanggaran sejak kesepakatan mulai berlaku pada 10 Oktober. Para mediator internasional pun khawatir kedua pihak sengaja mengulur waktu untuk kepentingan masing-masing.
Utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff dijadwalkan bertemu dengan pejabat Qatar, Mesir, dan Turki di Florida pada Jumat. Pertemuan ini diharapkan dapat menyelamatkan pembicaraan menuju tahap kedua kesepakatan gencatan senjata.
Anggota biro politik Hamas, Bassem Naim, menyatakan rakyat Palestina berharap upaya diplomatik tersebut dapat menghentikan kekerasan. “Rakyat kami berharap pembicaraan ini akan menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri pelanggaran hukum Israel yang sedang berlangsung dan memaksa pendudukan mematuhi perjanjian Sharm El-Sheikh,” kata Naim.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mencatat sedikitnya 395 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel sejak gencatan senjata diberlakukan. Di sisi lain, Israel juga berulang kali menuduh Hamas melanggar gencatan senjata, dengan melaporkan tiga tentaranya tewas di wilayah tersebut sejak gencatan senjata diberlakukan.

4 hours ago
1















































