REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puncak Peringatan Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi momentum refleksi terhadap peran strategis ibu dan perempuan dalam membangun ketahanan keluarga, masyarakat, hingga bangsa. Mengusung tema 'Srawung Wanodya: Tresna Ibu, Cahya Budaya', kegiatan ini menegaskan Hari Ibu bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan ruang peneguhan nilai dan komitmen bersama.
Wakil Ketua DPRD DIY, Umaruddin Masdar, yang hadir langsung, menekankan bahwa perempuan merupakan pilar utama ketahanan sekaligus kemajuan bangsa. Penegasan tersebut disampaikan seiring komitmen DPRD DIY dalam memperkuat peran perempuan sebagai fondasi budaya dan pembangunan daerah.
"Hari Ibu adalah momentum untuk menghormati perempuan, memberdayakan perempuan dan memberikan ruang yang luas agar perempuan berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Perempuan adalah pilar ketahanan dan kemajuan negara," kata Umaruddin, Kamis (18/12/2025).
Ia menambahkan, DPRD DIY berkomitmen memperkuat peran perempuan melalui dukungan regulasi dan kebijakan yang inklusif. Sinergi antara DPRD dan pemerintah daerah dinilai penting agar perempuan semakin terlibat aktif dalam pembangunan, termasuk dalam pelestarian budaya dan penguatan nilai keistimewaan DIY.
"DPRD akan terus berupaya bersama pemerintah daerah untuk menghadirkan kebijakan yang memberi ruang lebih luas bagi perempuan agar terlibat aktif dalam pembangunan," ujarnya.
Peringatan Hari Ibu 2025 DIY sendiri menjadi puncak dari rangkaian kegiatan yang telah berlangsung sejak pertengahan November hingga Desember. Berbagai agenda sosial, edukatif, dan budaya digelar sebagai wujud penghormatan sekaligus upaya memperkuat kapasitas perempuan, terutama ibu, dalam peranannya di keluarga, masyarakat, dan pembangunan daerah.
Ketua Umum Panitia Peringatan Hari Ibu 2025 DIY, GKR Hemas, mengatakan Hari Ibu harus dimaknai lebih dalam sebagai momentum konsolidasi gerakan perempuan. Menurutnya, peringatan ini menjadi ruang untuk memperkuat nilai kebangsaan, keteladanan, serta kontribusi nyata perempuan di berbagai sektor kehidupan.
"Peringatan Hari Ibu Tahun 2025 ini dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi atas peran strategis perempuan. Ibu adalah pendidik pertama, penjaga nilai, sekaligus subjek pembangunan yang menentukan kualitas generasi bangsa," ujar GKR Hemas.
Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam sambutannya mengaitkan penghormatan terhadap ibu dengan kualitas peradaban suatu bangsa. Ia menegaskan bahwa makna Hari Ibu harus diwujudkan dalam tindakan nyata melalui kebijakan dan sistem yang adil serta berpihak pada perempuan.
"Penghormatan kepada ibu tidak cukup diwujudkan dalam simbol, tetapi harus hadir dalam kebijakan yang adil, sistem yang berpihak dan lingkungan yang memungkinkan perempuan bertumbuh tanpa harus mengorbankan dirinya sendiri," kata Sultan HB X.

2 hours ago
1















































