Remaja Berisiko Alami Endometriosis, Jangan Abai dengan Nyeri Haid Hebat

30 minutes ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Dr dr Thais Aliabadi, memperingatkan bahwa kasus endometriosis kini semakin banyak ditemukan pada remaja putri di usia yang jauh lebih muda dari perkiraan sebelumnya. Bahkan ia mengaku tengah menangani pasien berusia 14 tahun yang menunjukkan tanda-tanda serius kondisi tersebut.

"Saya memiliki pasien 14 tahun dengan endometriosis, dan jumlah sel telurnya setara perempuan usia 40 tahun. Saya tidak bisa mengatakan bahwa perempuan di usia 20-an pasti baik-baik saja. Itu tidak benar," kata dr Aliabadi dalam sebuah podcast seperti dilansir laman Hindustan Times, Rabu (3/12/2025).

Untuk itu, dr Aliabadi menekankan pentingnya deteksi dini melalui skrining endometriosis, PCOS, serta pemeriksaan cadangan sel telur bagi remaja. la menjelaskan bahwa remaja merupakan kelompok yang rumit untuk didiagnosis karena secara alami mereka memiliki jumlah sel telur yang besar.

Namun, gejala nyeri parah harus menjadi perhatian serius. Menurut dia, pada remaja, nyeri menstruasi yang sangat parah harus menjadi perhatian serius.

"Jika seorang remaja mengalami nyeri hebat, sering tidak masuk sekolah, atau tidak bisa mengikuti ujian karena harus meringkuk menahan sakit, maka ia seharusnya menjalani pemeriksaan jumlah sel telur," kata dia. Aliabadi menambahkan bahwa pada sebagian kasus ia pernah menyarankan pembekuan sel telur pada pasien yang baru menginjak usia 16 tahun.

Apa itu endometriosis?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), endometriosis adalah penyakit kronis ketika jaringan mirip endometrium, yang seharusnya tumbuh di dalam rahim, justru tumbuh di luar rahim. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut.

Hingga kini belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan endometriosis. Namun, gejala dapat dikelola melalui obat pereda nyeri, terapi hormonal, atau operasi. Dalam kasus berat, pengangkatan rahim dapat menjadi pilihan terakhir.

Endometriosis dapat memberikan dampak besar pada kualitas hidup penderitanya. Selain nyeri hebat, kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, depresi, perdarahan menstruasi berlebihan, hingga infertilitas. Perempuan yang memiliki masalah kesuburan juga diketahui memiliki kemungkinan lebih tinggi didiagnosis dengan penyakit ini. WHO memperkirakan endometriosis memengaruhi sekitar 10 persen perempuan usia reproduktif di seluruh dunia. Para ahli menegaskan bahwa penyakit ini perlu mendapat perhatian serius karena sering disalahartikan sebagai nyeri haid biasa.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |