Reaksi Tokoh Lintas Agama atas Wafatnya Paus Fransiskus

2 hours ago 1

PAUS Fransiskus wafat di tempat tinggalnya di Casa Santa Marta, Vatikan, pada Senin, 21 April 2025. Pada pukul 09.45 waktu setempat, Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Kamar Apostolik, mengumumkan wafatnya pemimpin Gereja Katolik berusia 88 tahun itu. “Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan gereja-Nya,” kata Kardinal Farell dilansir dari situs Vatikan.

Pria dengan nama lahir Jose Mario Bergoglio itu wafat setelah pulang dari rumah sakit. Dia dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat, 14 Februari 2025, setelah menderita bronkitis selama beberapa hari.

Situasi klinisnya berangsur-angsur memburuk. Dokter mendiagnosis Paus Fransiskus terkena pneumonia bilateral pada Selasa, 18 Februari 2025. Setelah 38 hari di rumah sakit, dia kembali ke Casa Santa Marta untuk pemulihan.

Paus Fransiskus berpulang satu hari setelah peringatan Paskah yang jatuh pada Ahad, 20 April 2025. Dalam momen Paskah, Paus menyampaikan beberapa pesan melalui seorang ajudan, sementara laki-laki asal Argentina itu hanya muncul sesaat di balkon Basilika Santo Petrus. Melalui pesan itu, Paus salah satunya mendesak untuk dilakukan gencatan senjata di Gaza.

Kematian Paus Fransiskus mendapat reaksi dari berbagai kalangan di seluruh dunia, termasuk dari para tokoh lintas agama di Indonesia.

1. Nasaruddin Umar

Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar menyampaikan ucapan belasungkawa atas meninggalnya Paus Fransiskus. Dia berujar jasa Paus Fransiskus tidak bisa dilupakan, termasuk persahabatannya dengan Indonesia. “Baru saja (Paus Fransiskus) telah mengunjungi Indonesia, termasuk mengunjungi Masjid Istiqlal dan memberikan pernyataan bersama yang mengglobal,” ucapnya pada Senin.

Nasaruddin berharap umat Katolik yang ditinggalkan Paus Fransiskus dapat menghadapi cobaan ini. Dia juga berharap kerja sama yang sudah dibangun Indonesia dan Vatikan, serta seluruh pihak umat beragama dapat diteruskan.

2. Kardinal Ignatius Suharyo

Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus. "Tentu kita semua, bukan hanya umat Katolik, tetapi seluruh bangsa kita sungguh-sungguh merasakan kehilangan dengan berpulangnya Paus Fransiskus," kata Suharyo di Katedral Jakarta beberapa jam setelah Sang Uskup Roma berpulang.

Suharyo berujar dia menerima banyak pesan belasungkawa setelah meninggalnya Paus Fransiskus. Dia menyatakan telepon genggamnya tak berhenti berdering sejak kabar wafatnya laki-laki dengan nama lahir Jose Mario Bergoglio itu diketahui publik. “Terima kasih kepada bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian yang mengucapkan belasungkawa atas kepergian Paus,” ujarnya.

3. Haedar Nashir

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir turut berduka atas wafatnya pemimpin umat Katolik dunia Paus Fransiskus. “Paus merupakan tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global,” kata Haedar dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin.

Haedar memiliki kenangan tersendiri soal sosok Paus Fransiskus yang pernah dia temui di Vatikan pada 24 Februari 2024. Saat itu, dia menerima Zayed Award for Human Fraternity. Paus, kata Haedar, dikenal sebagai sosok bersahaja yang hidup dengan slogan atau prinsip miserando atque eligendo, yang berarti rendah hati dan terpilih. 

“Paus menjadi tokoh inklusif yang senantiasa menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua,” tuturnya. “Dengan wafatnya beliau, kita turut kehilangan tokoh dan pemimpin utama Katolik yang hidupnya diabadikan untuk kehidupan kemanusiaan yang religius, saling toleran dan menyayangi, serta menegakkan perdamaian untuk dunia,” kata Haedar.

4. Yahya Cholil Staquf 

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf berjanji pihaknya akan melanjutkan semangat dan perjuangan Paus Fransiskus dalam mengasuh dan membela kemanusiaan. “Nahdlatul Ulama akan menyertai Gereja Katolik dan segenap umat manusia untuk melanjutkan semangat dan perjuangan yang telah ditinggalkan oleh Paus Fransiskus di dalam mengasuh dan pembela kemanusiaan itu,” ujarnya di Jakarta, Senin.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, mengatakan kepergian Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi umat manusia. Dia menyebutkan Paus Fransiskus sebagai sosok yang senantiasa menebar kasih sayang kepada seluruh umat manusia tanpa membedakan latar belakang apa pun. Dia menilai sikap universal tersebut sebagai teladan paripurna dalam kemanusiaan.

5. Jacklevyn F. Manuputty 

Ketua Umum PGI Jacklevyn F. Manuputty mengatakan Paus Fransiskus bukan sekadar Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik. Dia adalah suara profetik dalam dunia yang bising oleh politik identitas, ekonomi eksklusi, dan agama yang sering kehilangan kasih. “Seorang gembala agung yang telah menjadikan kemanusiaan sebagai altar utamanya, dan dunia sebagai ladang kasihnya," ujar Jacklevyn di Jakarta, Senin.

Menurut dia, Paus Fransiskus menolak menjadi pangeran gerejawi, tetapi menjadi sahabat para migran, pelindung bumi yang terluka, dan advokat tanpa pamrih bagi perdamaian global. “Termasuk bagi negeri-negeri seperti Indonesia yang ia puji sebagai teladan kerukunan antaragama,” kata dia.

6. Anwar Abbas

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan wafatnya Paus Fransiskus membuat dunia berduka. Dia menilai pemimpin umat Katolik itu sebagai tokoh yang cinta damai. “Dunia berduka dengan meninggalnya Paus Fransiskus,” kata Anwar dalam keterangan tertulis, Senin.

Anwar mengatakan Paus Fransiskus rajin membangun hubungan dengan pelbagai tokoh dunia, khususnya tokoh dari lintas agama. Sikap itu dilakukan Paus Fransiskus untuk mewujudkan cita-cita perdamaian di dunia. “Di kalangan Islam sendiri, beliau (Paus Fransiskus) dikenal dekat dengan Syekh Al Azhar untuk mempromosikan perdamaian dunia," kata Anwar, yang juga menyoroti kedekatan Paus Fransiskus dengan Indonesia. Menurut dia, Sri Paus menjalin hubungan baik dengan sejumlah tokoh Islam di Tanah Air.

7. Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin 

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin masih mengingat momen saat Paus Fransiskus mengunjungi kantor KWI pada Kamis, 5 September 2024. Tujuh bulan lalu, pemimpin tertinggi umat katolik itu menghadiri acara di KWI bersama penyandang disabilitas.

“Beliau selalu mau jika diminta foto, diminta berkat. Padahal beliau lelah. Apalagi melihat penyandang disabilitas, beliau pasti akan berhenti,” kata Antonius ditemui di kantor KWI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin.

Antonius mengatakan Paus Fransiskus menganggap semua manusia sebagai umat. Sehingga dia tak membutuhkan proteksi berlebih saat berada di Indonesia. Sifat bersahaja tersebut, misalnya, ditunjukkan saat Kepala Negara Vatikan itu lebih memilih Innova Zenix sebagai kendaraannya selama di Indonesia. Mobil putih itu bukan antipeluru.

Novali Panji Nugroho, Sultan Abdurrahman, Pribadi Wicaksono, Daniel Ahmad Fajri, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Alasan DPR Merevisi Kembali UU ASN yang Baru Diubah pada 2023

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |