REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan stok beras nasional mencapai 3,8 juta ton. Angka itu menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah dan memperkuat posisi Indonesia untuk tidak melakukan impor beras.
“Jadi insya Allah tahun ini kita hampir pasti tidak ada impor. Sampai detik ini tidak ada impor,” kata Mentan saat ditemui di sela kunjungan ke Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Serpong, Tangerang, Banten, Senin (3/11/2025).
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat produksi padi nasional tahun 2025 diprediksi mencapai 34,77 juta ton, meningkat 4,15 juta ton atau sekitar 13,59 persen dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan produksi tersebut berdampak langsung pada kesejahteraan petani, ditunjukkan dengan kenaikan nilai tukar petani (NTP) hingga 124 persen.
Amran menyebut keberhasilan itu mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap petani serta efektivitas kebijakan pertanian nasional yang dijalankan secara kolaboratif di seluruh daerah.
Dengan stok beras melimpah dan produksi meningkat, Amran optimistis Indonesia dapat mempertahankan kemandirian pangan tanpa impor, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah dinamika global.
Menurut dia, capaian tersebut merupakan hasil kebijakan Presiden yang berpihak kepada petani, termasuk menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) menjadi Rp 6.500 per kilogram serta menurunkan harga pupuk hingga 20 persen.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengungkapkan Indonesia tidak mengimpor beras pada tahun ini karena berada dalam kondisi surplus beras.
“Tahun 2024 kita impornya beras 4,5 juta ton, tahun 2025 nol, tidak ada kita impor-impor, tapi di gudang kita ada surplus beras sebesar 4 juta ton,” ujar Zulkifli Hasan atau Zulhas dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Menurut dia, deregulasi peraturan menjadi kunci keberhasilan Indonesia mencapai surplus beras tahun ini.
“Kita pelajari kenapa seperti ini, itu nomor satu regulasi, oleh karena itu kita minta kepada Presiden RI untuk deregulasi,” katanya.
Ia mencontohkan penyederhanaan aturan distribusi pupuk kepada petani sehingga petani dapat lebih cepat dan mudah memperoleh pupuk.
Selain itu, dilakukan pemangkasan aturan terkait irigasi persawahan sehingga pembangunan dan rehabilitasi irigasi kini bisa ditangani oleh pemerintah pusat.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menegaskan seluruh beras yang didistribusikan kepada masyarakat merupakan hasil produksi petani dalam negeri dengan kualitas terjamin, sehat, dan layak konsumsi bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Jadi perlu masyarakat ketahui bersama bahwa beras Bulog adalah beras yang berkualitas, beras yang sehat, dan beras yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan beras kebanggaan masyarakat Indonesia,” kata Rizal di sela peluncuran kemasan baru beras Befood Sentra Ramos di Jakarta, Minggu (2/11/2025).
Bulog memastikan seluruh pasokan beras berasal langsung dari petani lokal di berbagai provinsi, sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap pemberdayaan petani dan penguatan ketahanan pangan nasional.
sumber : Antara

6 hours ago
5















































