REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan kesiapan pemerintah dalam menjaga kelancaran dan keselamatan sistem transportasi nasional menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), sekaligus mempercepat pemulihan pascabencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Penegasan tersebut disampaikan AHY saat membuka Rapat Koordinasi Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dan Persiapan Natal dan Tahun Baru di Jakarta.
AHY menekankan dua agenda besar tersebut, yakni pemulihan pascabencana dan kesiapan Nataru, harus dikawal secara paralel dan terintegrasi agar mobilitas masyarakat tetap aman, lancar, dan terkendali, serta masyarakat terdampak bencana dapat segera pulih.
“Fokus kita saat ini jelas, memastikan pemulihan pascabencana berjalan cepat dan tepat sasaran, sekaligus menjaga mobilitas masyarakat selama Natal dan Tahun Baru tetap aman dan lancar,” ujar AHY dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).
AHY menjelaskan pemerintah pusat terus mengawal dukungan kepada pemerintah daerah agar bantuan kemanusiaan benar-benar dirasakan masyarakat terdampak. Dalam penanganan infrastruktur, Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan memprioritaskan pengerahan alat berat untuk membuka kembali akses jalan dan jembatan yang terputus akibat bencana.
“Langkah ini dilakukan guna menjamin distribusi logistik, sembako, obat-obatan, serta kebutuhan dasar lainnya dapat kembali berjalan normal,” kata AHY.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat pemulihan sektor perumahan. AHY menegaskan penyediaan hunian sementara, hunian tetap, hingga relokasi akan segera dilakukan agar masyarakat tidak kembali tinggal di kawasan rawan bencana.
“Dukungan pemerintah pusat harus hadir secara nyata untuk mengurangi beban dan penderitaan masyarakat di wilayah bencana. Konektivitas harus segera pulih. Jalan, jembatan, dan air bersih adalah kebutuhan mendesak yang tidak boleh tertunda. Keselamatan warga adalah yang utama,” ucap AHY.
Dalam rapat koordinasi tersebut, AHY juga menyoroti pentingnya percepatan pembahasan Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi Nasional (RUU Sistranas) sebagai fondasi integrasi transportasi nasional. Menurutnya, sistem transportasi yang terintegrasi dan multimoda merupakan kunci untuk meningkatkan efisiensi, daya saing, serta ketahanan transportasi nasional.
“Negara tidak bisa maju dengan sistem transportasi yang berjalan sendiri-sendiri. Multimoda harus terintegrasi dalam satu kebijakan yang konsisten,” lanjut AHY.
Terkait kesiapan Natal dan Tahun Baru, AHY menyampaikan pemerintah memproyeksikan sekitar 120 juta perjalanan masyarakat selama periode Nataru, dengan puncak arus pada 24–25 Desember dan arus balik pada 2–4 Januari. Pemerintah memastikan seluruh pemangku kepentingan berada dalam kondisi siaga penuh untuk menghadapi lonjakan mobilitas tersebut.
AHY juga mengingatkan potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu perjalanan masyarakat selama periode libur. Sebagai langkah mitigasi, pemerintah menyiapkan operasi modifikasi cuaca sesuai rekomendasi BMKG dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta menyiagakan 440 unit alat berat dan 137 titik material di berbagai wilayah.
“Arahan Presiden jelas, sistem peringatan dini harus bekerja dan daerah harus siap secara operasional maupun teknis. Pada puncak libur dan arus balik, semua sumber daya harus siap digerakkan,” tegas AHY.
AHY turut mengapresiasi sinergi dan kerja sama antara kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, aparat keamanan, BMKG, serta BUMN yang terus berkolaborasi secara intensif dalam memastikan kesiapsiagaan dan koordinasi di lapangan, khususnya selama periode Nataru.
“Kerja bersama inilah yang memastikan pemulihan pascabencana berjalan cepat dan mobilitas masyarakat selama Nataru tetap aman dan terkendali,” kata AHY.

3 hours ago
1






































