DPRD DIY Dukung Kehadiran Becak Listrik, Malioboro Siap Go Green

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DIY, Imam Taufik, menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan becak listrik sebagai moda transportasi ramah lingkungan yang mulai berjalan di kawasan Malioboro. Ia menekankan, inovasi ini tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga berdampak langsung pada kesejahteraan pengayuh becak. Menurutnya, pengayuh becak harus mendapat peluang hidup layak melalui keberadaan transportasi yang lebih modern dan ramah lingkungan ini.

"Becak listrik harus benar-benar menjadi penopang ekonomi, bukan sekadar proyek pengadaan," ujar Imam Taufik, Jumat (19/12/2025).

Di sisi lain, Imam menilai perencanaan becak listrik sejalan dengan komitmen Pemerintah Daerah DIY untuk mendorong kebijakan yang berwawasan lingkungan sekaligus memperkuat identitas Yogyakarta sebagai destinasi wisata. Kebijakan Pemda DIY dalam mengganti becak motor menjadi becak listrik merupakan langkah bijak dan solutif.

Kehadiran becak listrik diharapkan menjadi moda transportasi hijau yang membedakan Malioboro dari destinasi wisata lain di Indonesia. Ia menegaskan, DPRD DIY akan terus mendukung dengan membahas setiap persoalan bersama pimpinan dan komisi terkait untuk mencari solusi terbaik.

"Secara pribadi dan kelembagaan, kami sangat setuju dengan perencanaan becak listrik. Ini menunjukkan sikap akomodatif Pemda DIY terhadap transportasi ramah lingkungan, sekaligus memberi identitas khas bahwa Malioboro menerapkan moda transportasi yang pro-hijau," kata dia.

Imam kemudian mengingatkan pengalaman uji coba becak listrik pada 2022 yang belum berjalan optimal. Saat itu, sekitar 50 hingga 100 unit becak listrik dicoba, namun keberadaannya saat ini tidak jelas. "Dulu pernah ada uji coba becak listrik, sekitar tahun 2022. Ada 50 atau 100 becak waktu itu, tapi sekarang tidak tahu becaknya di mana," ucapnya.

Oleh karena itu, pengadaan becak listrik ke depan harus didukung kebijakan operasional yang jelas, termasuk penentuan wilayah operasionalnya. Malioboro disebutnya sebagai kawasan utama yang ideal, meskipun perlu dipertimbangkan juga wilayah lain di Kota Yogyakarta.

"Ketentuan beroperasinya harus ditentukan. Apakah di seluruh Kota Jogja atau utamanya di Malioboro. Sekarang kan jarang terlihat, artinya harus ada kebijakan khusus supaya eksistensinya kelihatan," ujarnya.

"Dinas Perhubungan perlu memastikan keberadaan becak listrik tetap terpantau," ucap Imam menambahkan.

Terkait fasilitas pendukung, Imam mengatakan juga penting dihiadirkan, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) di lokasi mangkal pengayuh becak listrik, agar operasional harian tidak terganggu.

Ia juga menyoroti pentingnya pembiayaan yang bijak untuk pengadaan becak listrik.

"Soal pengadaan, jangan sampai membebani APBD. Tapi kalau bisa dicover dari Dana Keistimewaan, itu bagus," ungkapnya.

Lebih jauh, Imam mendorong kehadiran becak listrik dapat memperkuat identitas Yogyakarta sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan, khususnya di kawasan Malioboro. Ia berharap langkah ini tidak hanya menjadi inovasi transportasi, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan. Pengembangan becak listrik juga diyakini menjadi kebijakan yang solutif, pro-lingkungan, dan berpihak pada kesejahteraan masyarakat, sekaligus menegaskan karakter Yogyakarta sebagai kota yang modern namun tetap menjaga kearifan lokal.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |