Microsoft Melarang Karyawannya Memakai DeepSeek

18 hours ago 3

MICROSOFT mengumumkan bahwa mereka melarang seluruh karyawannya untuk menggunakan aplikasi kecerdasan buatan (AI) buatan Cina DeepSeek. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Wakil Ketua dan Presiden Microsoft Brad Smith dalam sidang bersama anggota Senat Amerika Serikat pada Kamis, 8 Mei 2025. "Di Microsoft, kami tidak mengizinkan karyawan kami menggunakan aplikasi DeepSeek," kata Smith sebagaimana dikutip dalam laporan TechCrunch.

Smith mengatakan bahwa pihaknya memutuskan untuk tidak menyediakan aplikasi DeepSeek di toko aplikasi Microsoft. Menurut Smith, latar belakang keputusan mengenai kekhawatiran mengenai isu perlindungan data pengguna dan potensi penyebaran informasi yang bersifat bias secara ideologis. Meskipun sebelumnya telah terdapat berbagai kebijakan pembatasan yang diberlakukan oleh sejumlah organisasi dan pemerintah terhadap aplikasi DeepSeek.

Keamanan Data

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alasan utama Microsoft memberlakukan pembatasan ini mengenai potensi risiko keamanan data yang timbul karena lokasi penyimpanan data pengguna yang berada di Cina. Dalam kebijakan privasinya, DeepSeek secara terbuka menyebutkan bahwa data yang dikumpulkan dari pengguna akan disimpan di server yang berlokasi di wilayah Cina yang berarti bahwa seluruh pengelolaan data tersebut tunduk terhadap peraturan hukum negara setempat, dikutip dari Antara, Sabtu, 10 Mei 2025.

Peraturan perundang-undangan di Cina diketahui mewajibkan perusahaan teknologi untuk memberikan akses kepada lembaga pemerintah atau badan intelijen negara apabila diminta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran potensi penyalahgunaan data yang berasal dari pengguna internasional, termasuk kemungkinan akses oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan secara langsung.

Aplikasi DeepSeek juga dianggap memiliki kecenderungan untuk menyaring atau menyensor topik-topik tertentu yang dinilai sensitif oleh otoritas Cina. Hal ini memunculkan pertanyaan mengenai objektivitas konten atau jawaban yang diberikan oleh model AI tersebut kepada pengguna serta potensi keterpengaruhan oleh narasi yang sesuai dengan kebijakan pemerintah Cina.

Microsoft pernah menyediakan model AI DeepSeek versi R1 melalui layanan komputasi awan Azure. Model ini ditambahkan ke Azure tidak lama setelah mengalami lonjakan popularitas pada awal 2025. Namun, Microsoft menekankan bahwa ketersediaan model DeepSeek melalui Azure tidak berarti mereka memberikan akses ke aplikasi chatbot DeepSeek secara keseluruhan.

DeepSeek merupakan proyek open source, siapa pun dapat mengunduh modelnya dan menjalankan di server tanpa harus bergantung server milik DeepSeek di Cina. Keterbukaan tersebut tetap menyisakan kekhawatiran terhadap potensi risiko lain, seperti penyebaran informasi yang kurang akurat, pengaruh ideologis, maupun pembuatan kode yang tidak aman. Sebelum dirilis di Azure, Microsoft menyampaikan bahwa model DeepSeek telah melalui proses pengujian ketat dan evaluasi keamanan.

Persaingan

Aplikasi DeepSeek saat ini dipandang sebagai salah satu pesaing langsung dari produk Microsoft sendiri, yakni Copilot, yang merupakan layanan pencarian internet berbasis chatbot. Meskipun begitu, Microsoft menyatakan bahwa mereka tidak secara otomatis melarang aplikasi pesaing untuk masuk ke toko aplikasi Windows.

Sebagai contoh, aplikasi seperti Perplexity tetap tersedia di Windows App Store. Namun, produk buatan Google yang merupakan salah satu pesaing utama Microsoft seperti browser Chrome dan chatbot Gemini, diketahui tidak muncul dalam hasil pencarian di toko aplikasi Windows, meskipun tidak ada keterangan resmi yang menyebutkan bahwa aplikasi-aplikasi tersebut diblokir secara eksplisit.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |