TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran udara antara India dan Pakistan tampaknya semakin sengit. Angkatan Udara India kini tengah mengandalkan jet tempur bermesin ganda Dassault Rafale untuk menghadapi negara tetangganya tersebut.
Sementara Pakistan memilih Chengdu J-10 untuk menandingi jet tempur India. Lantas, siapa produsen di balik kehadiran dua jet tempur India dan Pakistan?
Profil Produsen Dassault Rafale
Produsen jet tempur Dassault Rafale, yaitu Dassault Aviation. Perusahaan kedirgantaraan asal Prancis tersebut mengklaim telah menciptakan lebih dari 100 prototipe, dengan lebih dari 10.000 pesawat berhasil dikirim ke 90 negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Britannica, Dassault Aviation didirikan oleh perancang pesawat Prancis Marcel Dassault pada akhir Perang Dunia II. Dassault Aviation merupakan anak perusahaan utama dari Dassault Industries.
Dassault Industries memegang kendali 49 persen saham di Dassault Aviation, sedangkan 46 persen saham dimiliki oleh European Aeronautic Defence and Space Company (EADS). Produk-produk andalan Dassault Aviation, di antaranya jet tempur Mirage 2000, pesawat latih dan serang Alpha Jet, serta pesawat patroli maritim Atlantique ATL2.
Ketua dan Kepala Eksekutif atau Chief Executive Officer (CEO) Dassault Aviation saat ini adalah Eric Trappier. Selain itu, nama-nama lain di jajaran petinggi Dassault Aviation, meliputi Chief Operating Officer (COO) Loik Segalen, Senior Vice President (SVP) Sales Jean-Marie Albertini, serta Senior Executive Vice President (SEVP), IT, dan Chief Digital Officer Laurent Bendavid.
Kemudian, ada SEVP Civil Aircraft Carlos Brana, SEVP Procurement and Purchasing Bruno Coiffier, SEVP Chief Financial Officer (CFO) Denis Dasse, SEVP Programs Jean-Marc Gasparini, SEVP Total Quality Florent Gateau, serta Executive Committee Secretary and SVP Public Affairs and Security Bruno Giorgianni.
Berikutnya, SVP Human Resources Valerie Guillemet, SEVP Richard Lavaud, SEVP Engineering Pascale Lohat, SVP Falcon Programs Frederic Petit, dan SEVP Industrial Operations Ary Plagnol.
Profil Produsen Chengdu J-10
Sementara itu, Chengdu J-10 diproduksi oleh Chengdu Aircraft Industry Group asal Cina. Chengdu Aircraft Industry (disingkat AVIC Chengdu Aircraft Industry) didirikan pada 1958, dan merupakan anak perusahaan dari Aviation Industry Corporation Limited of China (AVIC).
AVIC Chengdu Aircraft Industry bergerak di sektor penelitian, produksi, dan sektor senjata hingga peralatan penerbangan, serta produsen suku cadang pesawat sipil. Kantor pusatnya berada di Distrik Qingyang, Kota Chengdu, Provinsi Sichuan.
AVIC Chengdu Aircraft Industry telah mengembangkan dan memproduksi pesawat berawak, seperti J-5, J-7, J-9, J-10, J-20, dan Xiaolong. Selain itu, perusahaan juga menciptakan kendaraan udara tak berawak, seperti Wing Loong, dan drone target, serta pesawat ARJ21, C919, C929, dan AG600.
Perbandingan Spesifikasi Dassault Rafale dan Chengdu J-10
Dassault Rafale memiliki dimensi panjang kurang dari Chengdu J-10, tetapi lebar sayap lebih besar, yaitu 10,9 meter. Berat maksimum ketika mengudara mencapai 24,5 ton, menunjukkan kapasitas angkut bahan bakar dan senjata yang lebih besar. Kecepatan maksimumnya sekitar Mach 1.8 atau setara 2.205 kilometer per jam.
Jet tempur Dassault Rafale lebih unggul dalam fleksibilitas misi dengan hardpoint senjata dan mampu membawa beban hingga 9,5 ton. Sistem avioniknya dilengkapi radar mutakhir dengan kemampuan serangan presisi ke berbagai target.
Sementara Chengdu J-10 mempunyai panjang 16,4 meter, lebar sayap 9,75 meter, dan berat maksimum ketika lepas landas sebesar 19,2 ton. Jet tempur asal Cina tersebut memanfaatkan mesin tunggal dan mampu mengudara dengan kecepatan maksimum 2.200 kilometer per jam. Chengdu J-10 dikenal lincah, hemat bahan bakar, dan dibekali sistem avionik, termasuk laser tracking dan radar phased array.
