1.500 Warga Gaza Buta akibat Genosida Israel

5 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Layanan kesehatan mata warga Palestina di Jalur Gaza terancam runtuh akibat genosida Israel yang selama 18 bulan terakhir. Sumber-sumber medis Gaza seperti dilansir The Palestine Chronicle pada Ahad mencatat setidaknya 1.500 warga Palestina di Gaza buta dan 4.000 lainnya berisiko mengalami kebutaan.

Para dokter setempat melaporkan bahwa genosida dan gempuran Israel yang terus menerus itu telah mengganggu layanan bedah rumah sakit —terutama untuk penyakit retina, retinopati diabetik serta pendarahan internal terkait trauma.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dr. Abdelsalam Sabah, Direktur Rumah Sakit Mata di Gaza, menggambarkan situasi tersebut sebagai "hampir runtuh total." Ia mengatakan operasi untuk kondisi seperti penyakit retina, retinopati diabetik, dan pendarahan internal hampir terhenti.

"Sektor kesehatan menghadapi kekurangan bahan habis pakai dan peralatan medis yang diperlukan untuk operasi mata," kata Dr. Sabah, "yang menyebabkan hampir runtuhnya layanan bedah."

Rumah Sakit Mata Kota Gaza yang merupakan fasilitas utama untuk operasi mata di wilayah kantong Palestina itu terpaksa secara berulang menggunakan tiga gunting bedah. Kondisi dramatis ini meningkatkan risiko kematian terhadap pasien.

Persediaan obat-obatan penting seperti asam hialuronat dan benang bedah hampir habis dan banyak warga yang menderita cedera mata akibat ledakan bom Israel yang sangat membutuhkan bahan-bahan medis tersebut.

Tanpa obat-obatan itu, pengobatan tidak mungkin dilakukan, kata staf medis seraya memperingatkan bahwa tanpa intervensi internasional segera untuk memasok persediaan dan peralatan darurat, rumah sakit sama sekali tidak akan mampu melakukan operasi mata apa pun.

Kementerian Kesehatan Gaza telah memperingatkan lebih lanjut bahwa kekurangan pasokan medis di Gaza telah mencapai tingkat baru yang berbahaya.

Menurut pernyataan terbaru, 64 persen bahan habis pakai medis benar-benar habis, dan pasokan obat-obatan penting telah turun menjadi hanya 57 persen, penurunan 6 persen sejak bulan lalu.

Rumah sakit Gaza berjuang untuk mengoperasikan ruang gawat darurat, ICU, dan ruang operasi dengan persediaan yang semakin menipis, sementara jumlah korban luka kritis terus bertambah. Pasien dengan gagal ginjal, kanker, kondisi jantung, dan penyakit kronis lainnya termasuk yang paling terpukul.

Kementerian Gaza memperingatkan bahwa jika blokade bantuan medis oleh Israel berlanjut, banyak layanan kesehatan mungkin terpaksa ditutup sepenuhnya.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |