Guru berbincang dengan orang tua murid saat pembagian rapor di SDN Polisi 4, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/12/2025). Program Gerakan Ayah Mengambil Rapor ke Sekolah (Gemar) yang diluncurkan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tersebut bertujuan untuk memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kehadiran ayah dalam momen pengambilan rapor dinilai bukan sekadar urusan administratif sekolah. Keterlibatan langsung ayah disebut berpengaruh terhadap motivasi belajar dan kesehatan psikologis anak.
Terkait hal itu, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menginisiasi Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak ke Sekolah (Gemar) melalui Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN No. 14 Tahun 2025.
Gerakan itu pun terlihat di SDN Pondok Bambu 11 dan SMAN 61 Jakarta, Jumat (19/12/2025), ketika para ayah mendatangi sekolah untuk mengambil rapor anak. Gerakan ini mendorong keterlibatan ayah dalam pendidikan formal anak.
“Ini semangat kita untuk memperbaiki anak-anak kita lima hingga 10 tahun ke depan sebagai generasi penerus bangsa,” kata Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji dalam siaran pers, Sabtu (20/12/2025).
Berdasarkan Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2025, satu dari empat atau 25,8 persen keluarga dengan anak di Indonesia mengalami kondisi fatherless. Data tersebut menjadi latar belakang dorongan agar ayah hadir dalam momen pendidikan anak.
“Prinsipnya, Gemar mencoba menjawab isu 25,8 persen anak-anak kita kehilangan sosok ayah. Maka, saya minta para ayah minimal dua kali setahun mengambil rapor anak dan mengantar anak sekolah di hari pertama. Ini membuat senang hati anak,” tambah Wihaji.
Bagi anak yang tidak memiliki ayah, Wihaji menyebut keterlibatan figur pengganti tetap diperlukan. Peran tersebut dapat diisi oleh paman, kakek, atau anggota keluarga laki-laki terdekat.
Keterlibatan ayah dalam pendidikan dinilai memperkuat komunikasi antara orang tua dan sekolah. Ayah yang aktif memantau proses belajar anak membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
Seorang ayah di SDN Pondok Bambu 11 mengaku terbantu dengan adanya Gemar. Ia menyebut keterlibatan ayah juga penting untuk mencegah gawai menggantikan peran orang tua.
“Sampai hari ini anak saya tidak setiap hari pegang gawai. Karena kami menanamkan dia hanya boleh melihat pengetahuan di gawai dan laptop. Dan itu hanya di hari Jumat hingga Minggu,” jelasnya.

5 hours ago
1















































