Ihwal Tes Kesehatan Mental: Ini 5 Pemeriksaan Kesehatan Jiwa

1 day ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Usai kasus dokter residen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran yang memperkosa anggota keluarga pasien mendapat banyak sorotan, Kementerian Kesehatan akan mewajibkan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) menjalani tes kesehatan mental untuk mengantisipasi masalah kejiwaan.

"Ini kan bisa dicegah, masalah mental, masalah kejiwaan. Sekarang Kementerian Kesehatan akan mewajibkan semua peserta PPDS yang mau masuk harus tes mental dulu dan setiap tahun," kata Menkes Budi Gunadi pada Jumat, 11 April 2025, seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Medline Plus, pemeriksaan kesehatan mental merupakan serangkaian pertanyaan standar untuk memeriksa tanda-tanda gangguan mental. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membantu penyedia layanan kesehatan mempelajari suasana hati, cara berpikir, perilaku, dan ingatan seseorang.

Jika hasil dari pemeriksaan menunjukkan tanda-tanda gangguan, biasanya akan dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mendiagnosis gangguan mental tertentu. Gangguan mental juga disebut penyakit mental, dan pemeriksaan kesehatan mental dapat disebut "tes penyakit mental" atau "tes psikologi”.

Jenis-jenis Pemeriksaan Kesehatan Jiwa

1. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Dikutip dari situs Kemenkes Makassar, MMPI merupakan tes kesehatan jiwa yangs ering digunakan untuk menilai kondisi atau mendiagnosis suatu penyakit kejiwaan seperti skizofrenia, depresi, atau gangguan kecemasan.

Selain itu, tes ini juga sering digunakan untuk mengevaluasi kesehatan Jiwa yang terkait kasus hukum, seperti menilai pembelaan tersangka, atau dalam kasus perebutan hak asuh anak untuk membantu pihak berwajib menentukan kesehatan jiwa kedua orang tua. 

Tes ini akan meminta seseorang untuk menjawab beberapa pertanyaan benar atau salah. Kemudian hasil pemeriksaan akan menentukan apakah orang tersebut memiliki masalah kesehatan mental tertentu atau tidak.

2. PHQ-9 (Patient Health Questionnaire–9)

Pemeriksaan PHQ-9 digunakan untuk mendeteksi depresi sejak dini. Selain itu PHQ-9 juga digunakan untuk menilai level keparahan depresi seseorang dan memonitor respon terhadap pengobatan.

Pemeriksaan ini akan meminta seseorang yang dianggap memiliki gejala depresi untuk menjawab 9 pertanyaan pendek dengan skala 0 (tidak pernah) hingga 4 (hampir setiap hari). Contoh pertanyaan yang diajukan yakni “Dalam 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda merasa murung, sedih, atau putus asa?”

3. BDI (Beck Depression Inventory)

Mirip dengan PHQ-9, BDI termasuk pemeriksaan kesehatan jiwa yang digunakan untuk mengukur tingkat depresi seseorang. Dalam pemeriksaan ini, terdapat 21 pertanyaan yang berbentuk pilihan ganda dan harus dijawab oleh orang yang menjalani pemeriksaan.

4. STEPI (Schizophrenia Test and Early Psychosis Indicator)

STEPI adalah pemeriksaan kesehatan jiwa yang digunakan untuk mengidentifikasi gejala skizofrenia pada seseorang. Pada pemeriksaan ini, orang yang menjalani pemeriksaan diminta menjawab 17 pertanyaan seputar kehidupan sehari-harinya dan kecenderungan terhadap halusinasi maupun delusi.

5. Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale

Yale-Brown Obsessive Compulsive Scale digunakan untuk mendiagnosis gangguan obsesif kompulasif atau OCD. Dalam pemeriksaan ini, dokter akan memberikan 10 pertanyaan yang hasilnya akan digunakan dokter untuk menilai tingkat keparahan serta jenis dari gangguan tersebut.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |