TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno mengatakan, premanisme sempat mengganggu pembangunan pabrik kendaraan listrik Cina BYD di Subang. Hal itu dikatakannya ketika mengunjungi pabrik BYD di Cina.
"Sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas yang mengganggu pembangunan sarana BYD, saya kira pemerintah daerah perlu tegas untuk menangani ini, jangan sampai investor masuk Indonesia tidak mendapat jaminan keamanan," katanya seperti diunggah di akun Instagramnya @eddy_soeparno, yang dikutip Selasam 22 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun Eddy tidak menjelaskan lebih jauh maksud pernyataannya.
Tempo sedang menunggu konfirmasi dari pihak BYD.
Eddy pekan lalu mengunjungi Cina atas undangan pemerintah negara itu. Salah satu agendanya adalah berkunjung ke kantor pusat perusahaan teknologi Huawei di Shenzhen, provinsi Guangdong untuk membicarakan kerja sama akselerasi teknologi.
"Kerja sama Indonesia dan Cina bisa terus dikembangkan termasuk bidang informasi, teknologi dan khususnya AI (artificial intelligence) yang semakin berperan dalam kegiatan sehati-hari. Saya kira Huawei juga berkomitmen untuk berkolaborasi dengan stakeholders dan pengambil kebijakan di Indonesia," kata Eddy dalam pernyataan tertulis yang diterima Antara di Beijing pada Sabtu.
Pertemuan yang berlangsung pada Kamis, 17 Aopril 2025 itu, merupakan salah satu agenda dari rangkaian kunjungan Eddy Soeparno ke Cina pada 13-17 April 2025.
Sebelumnya di Beijing, Eddy sudah bertemu dengan Ketua Komite Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Cina (CPPCC) Wang Huning, Wakil Menteri Lingkungan dan Ekologi Guo Fang dan mengunjungi Beijing Municipal Administrative Center (BMC).
Di kantor Huawei, Eddy telah bertemu dengan Wakil Presiden Urusan Luar Negeri Huawei Technologies Wang Ke dan Direktur Asian Affairs Huawei Global Anna Liu.
Selain ke kantor Huawei, Eddy juga berkunjung ke pabrik mobil listrik BYD.
"Rangkaian pertemuan ini adalah upaya memperkuat hubungan China dan Indonesia di bidang industri, teknologi, perdagangan dan juga transisi energi," ucap Eddy.
Pabrik BYD dalam Menarik Ribuan Tenaga Kerja
Dilansir dari laman resmi Badan Penghubung Pemprov Jabar, pembangunan pabrik BYD di Subang akan merekrut 18.000 tenaga kerja. Fasilitas produksi mobil listrik BYD dibangun di area Fase 2 Subang Smartpolitan, Jawa Barat.
BYD akan menggunakan lahan terbesar dengan luas lebih dari 108 hektar. Investasi BYD di Indonesia tersebut diklaim tidak hanya akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru, namun juga membangkitkan perekonomian komunitas di sekeliling area pabrik.
Eksistensi pabrik BYD di Subang juga diyakini dapat meningkatkan transfer teknologi dan keahlian pembuatan mobil listrik. Pabrik tersebut diperkirakan akan mulai beroperasi pada Januari 2026.
Rencan pembangunan pabrik BYD di Subang muncul pada 2024. BYD mengungkapkan komitmennya untuk mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Kehadiran pabrik BYD di Subang disambut baik oleh Abednego Purnomo, VP Sales, Marketing & Tenant Relations Subang Smartpolitan yang menilai kerja sama tersebut merupakan bukti konkret daya tarik kawasan terhadap pusat industri terdepan, terutama sektor otomotif.
"Dalam keselarasan dengan visi perusahaan untuk 'Membangun Indonesia yang Lebih Baik', kami yakin bahwa langkah ini akan memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi dan transisi menuju energi bersih,” kata Abednego.
Pemilihan Subang Smartpolitan sebagai lokasi pabrik BYD membuat perusahaan tersebut menjadi tenant terbesar pertama di kawasan tersebut dengan luas area lebih dari 108 hektar. Pencapaian tersebut penting bagi Subang Smartpolitan, terutama dalam hal penjualan lahan industri.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Dody Hanggodo untuk membahas pembangunan pabrik Build Your Dream (BYD) di Subang.
Dedi Mulyadi menekankan bahwa akses terhadap pembangunan exit tol sementara di Tol Cipali KM 87+950 yang ditujukan mendukung konektivitas Kawasan Industri Subang Smartpolitan mempercepat investasi dan perekrutan tenaga kerja.
"Total investasi di Indonesia lebih dari 1 miliar USD (Rp16 triliun). Kalau semua berjalan lancar, target kami (operasional) 2026," ujar Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, dalam pameran PEVS 2024, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, 30 April 2024.