TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa sore, 22 April 2025, ditutup melemah 25 poin di level Rp 16.859,5 per dolar Amerika Serikat. Kurs rupiah pada penutupan sebelumnya juga melemah 70 poin di level Rp 16.806,5 per dolar AS.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.840 - 16.900,” kata Pengamat Mata uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis, Selasa, 22 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus senilai US$ 4,33 miliar pada Maret 2025. Kendati “demikian, para ekonom memproyeksikan surplus dagang tersebut akan menyusut secara bertahap pada tahun ini karena dampak tarif Trump.
Ibrahim menilai neraca perdagangan Indonesia ke depan masih diliputi ketidakpastian terutama akibat meningkatnya risiko pelemahan permintaan ekspor dan pergeseran permintaan domestik. “Alasannya, terjadi eskalasi perang dagang akibat penerapan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kepada para mitra dagangnya termasuk Indonesia,” kata Ibrahim.
Tarif Trump tersebut dapat menyebabkan pelemahan permintaan dari mitra dagang utama Indonesia seperti Cina, AS, dan Uni Eropa sehingga menurunkan volume ekspor, khususnya di sektor manufaktur dan yang berbasis sumber daya alam. Selain itu, fluktuasi harga energi dan mineral global dapat memengaruhi nilai ekspor Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus perdagangan US$ 4,33 miliar pada Maret 2025 lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Pada Februari 2025, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$ 3,12 miliar. Sementara itu, secara kumulatif, neraca perdagangan selama Januari hingga Maret 2025 mencapai US$ 10,92 miliar. Indonesia mencatatkan surplus 59 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Menurut Ibrahim, pasar juga kembali kecewa dipicu oleh kekhawatiran seputar kebijakan moneter AS, setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk merombak Federal Reserve. Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada hari Jumat bahwa Presiden Trump dan timnya terus mempelajari apakah mereka dapat memecat Ketua The Fed Jerome Powell.