Dinas Kesehatan Cianjur Tetapkan Status KLB setelah Puluhan Siswa Keracunan MBG

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Cianjur - Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) setelah kasus keracunan massal yang menimpa puluhan siswa yang mengonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG). Sementara siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur yang menjadi korban keracunan mengaku trauma dan menolak mengonsumsi kembali MBG.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 65 siswa dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur mengalami gejala keracunan setelah diduga mengonsumsi makanan gratis dari pemerintah itu. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Yusman Faisal mengatakan penetapan status KLB memungkinkan penanganan dilakukan secara terpusat dan terkoordinasi. 

"Tim medis segera melakukan asesmen menyeluruh terhadap faktor penyebab dan pihak-pihak terkait dalam kejadian ini," ujar Yusman saat dihubungi melalui telepon pada Selasa, 22 April 2025. 

Menurut Yusman, pihaknya juga akan memastikan seluruh pasien ditangani secara komprehensif hingga benar-benar pulih. Selain itu, dinas kesehatan telah menginstruksikan tenaga medis di tingkat puskesmas untuk mendata dan memantau bersama pihak sekolah terhadap seluruh siswa yang mengonsumsi makanan tersebut. 

Yusman menambahkan, sampel makanan dari dapur MBG yang diolah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari serta muntahan korban telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk diperiksa. 

"Normalnya hasil laboratorium keluar dalam dua pekan, tapi kami sudah meminta percepatan minimal satu pekan. Alhamdulillah, pihak Dinkes Provinsi Jabar merespons positif. Mudah-mudahan hasilnya bisa segera diketahui," tuturnya. 

Yusman juga mengungkapkan bahwa sebagian besar korban telah diperbolehkan pulang setelah menjalani observasi selama enam jam di fasilitas kesehatan. "Selain ditetapkan sebagai KLB, kasus ini menjadi perhatian berbagai pihak karena berkaitan dengan program MBG," imbuhnya. 

Sebelumnya, puluhan siswa MAN 1 Cianjur dilaporkan mengalami gejala pusing, mual, muntah, dan diare pada Senin 21 April 2025 setelah menyantap makanan dari program makan siang bergizi tersebut. Para korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. 

Salah seorang orang tua siswa kelas XII MAN 1 Cianjur mengatakan bahwa anaknya mengalami trauma dan menolak mengonsumsi kembali jatah MBG di sekolahnya. "Mungkin karena perasaan sakit saat keracunan, mual dan mules-mules, anak saya mengaku kapok dan tak mau mengonsumsi lagi jatah MBG itu," tutur orang tua yang enggan disebutkan namanya. 

Menurut dia, trauma yang sama juga terjadi pada keponakannya yang saat ini masih dalam perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur. "Anak-anak memilih membawa bekal makanan sendiri dari rumah daripada menyantap jatah MBG," kata dia. 

Meskipun sudah diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah Sayang, orang tua itu menyebutkan bahwa anaknya masih belum masuk sekolah. "Belum masuk sekolah karena kondisinya masih lemas. Pihak sekolah sudah memberi izin untuk beristirahat," ucapnya. 

Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Cianjur Hendri Juanda menjelaskan bahwa Program Makan Bergizi Gratis di Kabupaten Cianjur belum diluncurkan secara resmi. Adapun penyediaan makan siang gratis oleh SPPG itu masih bersifat uji coba. 

"Jadi belum resmi diluncurkan di Cianjur. Itu masih tahap uji coba yang dilakukan atas inisiatif perorangan dengan permodalan sendiri," kata Hendri. Hendri meminta semua pihak untuk berkoordinasi sekaligus evaluasi agar saat program unggulan ini diluncurkan secara resmi tak ada kendala yang terjadi. 

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |