1 hour ago
2
Salah satu adegan di film Pangku. Film Pangku tayang mulai 6 November 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kisah pilu, kerasnya realitas kehidupan, dan harapan berpadu dengan apik di film Pangku. Film yang mulai tayang di bioskop mulai hari ini, Kamis (6/11/2025), mengajak penonton menyelami perjalanan emosional seorang perempuan bernama Sartika (diperankan oleh Claresta Taufan).
Film dibuka dengan adegan Sartika yang sedang hamil besar menumpang truk di kawasan Pantura. Tanpa arah, tanpa tujuan. Dia hanya ingin mencari kerja, apa saja.
Sayangnya, Sartika harus diturunkan di tengah jalan karena truk tersebut mogok. Sartika dituduh sebagai membawa sial sehingga menyebabkan truk itu mogok. Dia luntang-lantung, hingga akhirnya sampai di sebuah warung kopi milik Ibu Maya (diperankan oleh Christine Hakim). Dari situ, perjalanan Sartika sebagai pembuat kopi dimulai.
Pangku, film yang menandai tonggak sejarah sebagai debut penyutradaraan film panjang dari aktor terkemuka Indonesia, Reza Rahadian, bukan sekadar sebuah tontonan sinematik. Dia adalah “surat cinta” yang menyentuh, cerita yang menggetarkan tentang pengorbanan seorang ibu.
Film ini membawa kedalaman emosi, menenggelamkan penonton ke dalam alurnya. Ketika sebuah film mampu merobohkan benteng emosi penonton, ia akan menanamkan adegan-adegannya jauh di dalam hati.
Pangku bukan tipe film yang diisi dengan adegan sedih dan marah yang meledak dan meraung-raung. Adegan-adegannya sederhana, namun menusuk hati. Beberapa di antaranya momen mendorong gerobak, pamitan Sartika dan Maya, tumpukan kursi di akhir film, hingga celotehan karakter Bayu (diperankan oleh Shakeel Fauzi) bersama Gilang (diperankan oleh Devano Danendra, “Cari keresek mah gampang, cari bapak yang susah”.
Semuanya terasa nyata, seolah membakar di dalam ingatan. Perasaan itu memunculkan satu pujian tulus, tidak hanya untuk Reza Rahadian, melainkan untuk seluruh tim film Pangku.
