loading...
Presiden AS Joe Biden. Foto/anadolu
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada Jumat (11/10/2024) bahwa dia meminta Israel tidak menargetkan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
"Benar-benar, positif," ujar Biden kepada wartawan ketika ditanya apakah dia meminta Israel berhenti menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB.
“Pernyataannya muncul setelah pasukan Israel pada hari Jumat pagi menembaki satu pos pengamatan milik Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) di markas besarnya di Naqoura, Lebanon selatan, melukai dua pasukan penjaga perdamaian dari kontingen Sri Lanka,” ungkap laporan Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon.
Dua pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia juga terluka dalam serangan serupa pada hari Kamis.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah sejak 23 September, menewaskan lebih dari 1.351 orang, melukai 3.800 warga lainnya, dan membuat lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dalam perang lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal rezim Zionis di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 42.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Sebanyak 2.083 orang telah tewas dan 9.869 lainnya terluka dalam serangan Israel di Lebanon, menurut otoritas Lebanon.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan meluncurkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
(sya)
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya