loading...
Sebuah laporan mengungkap serangan udara Israel yang melibatkan jet tempur F-35 terhadap Iran 26 Oktober lalu tak efektif karena ada gangguan. Foto/William Lewis/US Air Force
TEL AVIV - Pada 25 Oktober malam hingga 26 Oktober dini hari, Israel melakukan serangkaian serangan udara terhadap lokasi militer utama Iran sebagai balasan serbuan ratusan rudal Teheran 1 Oktober lalu.
Sasaran serangan udara Zionis meliputi sistem rudal, infrastruktur, dan pos komando, yang semuanya dianggap penting secara strategis bagi operasi militer Iran.
Terlepas dari skala dan intensitas serangan udara Israel, dampaknya jauh lebih kecil dari yang diantisipasi sebelumnya.
Kerusakan yang ditimbulkan pada infrastruktur militer Iran sangat kecil—yang berkali-kali dikonfirmasi militer Teheran—, sehingga menimbulkan kecurigaan tentang efektivitas serangan udara Zionis.
Banyak analis yang bingung dengan hasil operasi yang relatif terkendali, mengingat pasukan Israel dilaporkan mengerahkan sekitar 100 pesawat tempur canggih, termasuk jet tempur siluman F-35 Adir.
Ulah Amerika atau Kehebatan Sistem Rudal S-300?
Beberapa berspekulasi bahwa serangan Zionis sengaja dibatasi karena tekanan dari Washington, yang berusaha menghindari meningkatnya ketegangan menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat pada 5 November.
Pejabat AS dilaporkan memengaruhi cakupan operasi melalui pembagian intelijen, yang meredam pendekatan Israel.
Namun, informasi baru telah muncul, yang menunjukkan bahwa faktor utama di balik dampak terbatas dari serangan Israel mungkin adalah sistem pertahanan udara canggih Iran.
Menurut laporan dari Defense Arabic, intelijen Israel telah menunjuk kemampuan pertahanan udara Iran sebagai alasan utama untuk efek terbatas dari serangan udara pada 25-26 Oktober.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya