TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin ekonomi Indonesia pada 2025 mampu tumbuh hingga 5 persen. Sri Mulyani optimistis meski Dana Moneter Internasional atau IMF baru saja memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan tetap akan mencapai sekitar 5 persen,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Keuangan (KSSK) II Tahun 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025, IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia. IMF memprediksi ekonomi Indonesia pada 2025 hanya tumbuh 4,7 persen dari ramalan sebelumnya, 5,1 persen.
Koreksi pertumbuhan oleh IMF dilakukan seiring peningkatan eskalasi perang dagang imbas pengumuman tarif resiprokal Amerika Serikat. Sri Mulyani mengatakan IMF mengoreksi ramalan pertumbuhan ekonomi Tanah Air menjadi 0,4 persen lebih rendah dari prediksi sebelumnya.
Meski demikian, Sri Mulyani menyatakan koreksi IMF terhadap perekonomian Indonesia lebih baik dibanding negara lain. Misal Thailand yang direvisi sebesar 1,1 persen lebih rendah dari perkiraan sebelumnya atau Vietnam dikoreksi 0,9 persen lebih rendah. Begitu pun Filipina yang jadi 0,6 persen lebih rendah dan Meksiko yang dikoreksi turun 1,7 persen.
Menurut Sri Mulyani, dalamnya penurunan revisi IMF terhadap beberapa negara disebabkan ketergantungan yang besar dari negara tersebut terhadap perdagangan luar negeri. “Exposure dari perdagangan internasional mereka lebih besar dan dampak atau hubungan dari perekonomian mereka terhadap AS juga lebih besar,” ucap Sri.
Memburuknya dampak perang tarif semakin dirasakan setelah Cina mengumumkan langkah balasan atau retaliasi. Meski lebih banyak negara-negara yang merespon kebijakan tarif resiprokal AS melalui jalur diplomasi atau negosiasi. Langkah retaliasi, menurut Sri Mulyani, semakin merenggangkan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok.
Berdasarkan perkembangan tersebut, kata dia, Indonesia akan terus meningkatkan kewaspadaan menghadapi dinamika perekonomian global. Selain mengambil langkah negosiasi, pemerintah bakal memperkuat permintaan domestik agar tetap terjaga, melalui kebijakan fiskal dan moneter.
Keyakinan peluang pertumbuhan ekonomi yang besar karena ada keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional, dan meningkatnya konstruksi yang mengungkit investasi. Manufaktur Indonesia juga masih ekspansif dan kinerja ekspor diperkirakan juga tetap baik.
Ekspor Indonesia didukung peningkatan ekspor non-migas terutama komoditas CPO, besi dan baja, serta mesin dan peralatan elektrik. Pemerintah, menurut Sri Mulyani, juga aktif menjajaki potensi perluasan ekspor produk-produk unggulan di pasar ASEAN, BRICS, dan di Eropa di tengah kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh AS. Karena faktor-faktor tersebut Sri memperikarakan pada 2025 ekonomi Indonesia akan tetap mencapai 5 persen.