REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negeri Siam berduka. Ibu Suri Sirikit berpulang. Kematiannya menyisakan tangis seluruh warga Thailand. Jasadnya memang sudah pergi, tapi begitu banyak legasinya yang menginspirasi pembangunan Thailand.
Selain kisah cinta bersama Raja Bhumibol, Sirikit ternyata menjadi inspirasi kebangkitan bisnis sutra. Pada tahun 1950-an, industri sutra Thailand berada di ambang kepunahan. Di tengah gempuran tekstil impor yang lebih murah dan produksi massal, kain sutra tradisional Thailand dianggap kuno dan hanya digunakan untuk acara-acara khusus. Para penenun di pedesaan, yang sebagian besar perempuan, harus berjuang keras untuk mempertahankan mata pencaharian mereka.
Ketergantungan pada pertanian yang hasilnya tidak stabil akibat cuaca yang tak menentu membuat banyak keluarga terjerat kemiskinan. Di saat-saat kritis inilah, Ratu Sirikit, yang baru saja dinikahi oleh Raja Bhumibol Adulyadej, melihat potensi besar dan nilai budaya yang tersembunyi dalam kain sutra ini.
Selama kunjungannya ke desa-desa di seluruh Thailand bersama sang Raja, terutama pada tahun 1955, Ratu Sirikit menyaksikan secara langsung kondisi sulit para petani dan penenun. Ia terkesan dengan keahlian dan motif tradisional yang unik dari setiap daerah, terutama di wilayah timur laut.
Ia menyadari bahwa tradisi menenun ini bukan sekadar keterampilan, tetapi juga warisan budaya yang tak ternilai harganya dan bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga pedesaan. Terinspirasi dari pengalamannya ini, Ratu Sirikit mulai memikirkan cara untuk menghidupkan kembali industri sutra yang hampir mati.
Untuk menghidupkan kembali dan memperkenalkan sutra Thailand ke dunia, Ratu Sirikit mengambil langkah inovatif pada tahun 1960. Ia berkolaborasi dengan perancang busana Prancis terkemuka, Pierre Balmain. Kolaborasi ini bukanlah sekadar kerja sama biasa, melainkan sebuah revolusi mode.
Dengan menggabungkan desain haute couture Eropa yang modern dan elegan dengan bahan sutra Thailand yang unik, Ratu Sirikit menciptakan pakaian-pakaian megah yang memukau. Ia mengenakan kreasi-kreasi ini dalam perjalanan kenegaraannya ke berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, yang secara efektif mempromosikan sutra Thailand di kancah internasional.
Keputusan Ratu Sirikit untuk mengenakan busana sutra Thailand di panggung internasional membuahkan hasil yang luar biasa. Media-media mode global, termasuk majalah Vogue dan Time, langsung terpana dengan keindahan dan keunikan kain yang ia kenakan.

4 hours ago
2









































