Dari Kontainer Bekas Jadi Pemanas, Inovasi Badak LNG Dongkrak Bisnis Teri UMKM Bontang

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, SELEPAS pensiun sebagai guru, Sugiono (60 tahun) tak ingin hanya duduk diam dan menghabiskan waktu di rumah. Ia punya tujuan besar buat memberikan manfaat terhadap masyarakat lokal di Kota Bontang, Kalimantan Timur.

Kota tempat ia tinggal selama puluhan tahun ini punya segudang kekayaan sumber daya alam. Tak cuma di sektor pertambangan dan migas, tapi juga perikanan.

Sudah menjadi rahasia umum, Bontang dikenal kaya akan potensi kelautan karena letaknya di pesisir, persis menghadap Teluk Makasar.

Bahkan sebelum industri berkembang, warga setempat sudah akrab terlebih dahulu dengan kail dan perahu. Total hasil tangkapan laut lebih dari 21 ribu ton per tahun.

Berbekal riset serta tekad yang kuat, Sugiono lantas memilih untuk mengembangkan bisnis pengeringan ikan teri dan pembuatan tepung. Ia mendirikan sebuah rumah produksi di Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan, Bontang pada 2024 lalu.

Di depan rumah sederhana beratap seng itu, terhampar puluhan wadah atau trai kayu yang digunakan buat menjemur ikan. "Semua berbekal ide, Bontang melimpah dengan ikan," ujar Sugiono saat ditemui di rumah produksinya di tengah terik panas matahari, Rabu (15/10/2025).

Menurut Sugiono, ikan teri yang diproduksi merupakan hasil tangkapan nelayan lokal. Para nelayan membawa boks-boks ikan itu ke rumah produksi ini. Jika lagi musim, kata ia, tangkapan ikan bahkan bisa membludak hingga puluhan boks.

Namun tidak semua teri bisa diolah. Hanya yang sudah disortir dan dipilih baru bisa direbus dan dikeringkan. "Ikan dari nelayan kita hampar dengan trai, setelah itu baru direbus ditambah garam dan dikeringkan dengan dijemur di matahari," ujarnya.

Hanya saja, persoalan penjemuran menjadi kendala rumah produksi Kelompok Berkah Laut Berjaya yang didirikannya tersebut. Ketika terjadi hujan, proses pengeringan terhambat karena tidak ada matahari. "Hasil produksi jadi kurang optimal," ujarnya.

Namun Sugiono tak menyerah. Ia melakukan riset dan mencari informasi untuk mengatasi persoalan tersebut.

Bak gayung bersambut, di tengah tantangan itu, PT Badak LNG yang merupakan anak perusahaan dari Subholding Upstream Pertamina, hadir menawarkan solusi. Menurut Sugiono, tim dari Badak memberikan satu unit kontainer yang dijadikan tempat pengering ikan ketika hujan.

Hebatnya, kontainer bekas berwarna putih itu terhubung dengan bak perebusan ikan teri. Sehingga saat proses perebusan hawa panas dari bak bisa dioptimalkan untuk menghangatkan kontainer dan mengeringkan ikan di dalamnya. "Ini kita bersyukur atas bantuan ini, masalah pengeringan sudah tuntas," ujarnya.

Kontainer itu ditempatkan di depan sisi kanan rumah produksi. Dengan kontainer pemanas itu, kata Sugiono, ikan dapat tetap dikeringkan meski saat hujan atau mendung tanpa matahari. Alhasil, hasil produksi ikan teri asin dapat terus berjalan. "Panas hujan tetap jalan," ujarnya sambil tersenyum.

Hasil olahan teri asin ini diserap di pasar lokal Kota Bontang dan sebagian besar lainnya dikirim ke luar darerah, terutama Jakarta. Menurut Sugiono, serapan di Kota Bontong tak besar, paling hanya satu kuintal dalam sebulan. Ini mengingat jumlah penduduknya juga tidak terlalu banyak.

Sementara untuk ke Jakarta, ikan teri asin yang dikirimkan bisa mencapai 2-3 ton. Ikan teri itu diangkut dengan mobil boks yang sebelumnya membawa frozen food dari Jakarta. "Jadi kita kongsian, daripada mobil yang ke Jakarta kosong kia isi teri ini," ujarnya.

Omzet ikan teri yakni sebesar 30 persen dari pendapatan kotor. Ia tak menyebut secara rinci berapa pendapatan bersihnya. Namun, Sugiono mengatakan harga jual ikan teri per kg sebesar Rp 30 ribu. Dengan hasil tersebut, ia bisa memberdayakan 21 orang anggota kelompok Berkah Laut Berjaya tersebut.

Dua puluh satu orang terdiri dari 10 sub penangkap, 4 pengolah dan produksi serta pemilih yang terdiri dari ibu-ibu sebanyak 7 orang. "Jadi kita berdayakan warga, sebagian juga ada orang luar yang sudah pengalaman di pengolahan ikan ini," katanya.

Tak buang sia-sia

Namun ada hal unik yang membedakan kelompok Sugiono dan kebanyakan usaha mikro kecil menengah (UMKM)penghasil ikan teri lain di Kota Bontang. Satu hal yang membedakan itu adalah Sugiono tidak menyiakan begitu saja ikan teri yang sudah busuk. Justru ikan teri dan limbah ikan lainnya ia sisihkan untuk menjadi nilai ekonomi baru.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |