loading...
Serangan Israel 26 Oktober lalu diklaim menghantam situs Parchin, yang melumpuhkan kemampuan Iran membut bom nuklir utama. Foto/Mehr News
TEL AVIV - Serangan Israel pada 26 Oktober lalu diklaim turut menghantam peralatan canggih di situs nuklir Parchin, yang melumpuhkan kemampuan Iran untuk membuat bom nuklir utama jika Teheran berniat memproduksi senjata semacam itu.
Klaim itu muncul dari dua pejabat senior Zionis Israel dan pejabat Amerika Serikat (AS) sebagaimana dilansir surar kabar Walla, Sabtu (16/11/2024).
Laporan surat kabar itu mengatakan peralatan canggih yang hancur dalam serangan itu sangat penting untuk membentuk dan menguji bahan peledak plastik yang membungkus uranium dalam perangkat nuklir, yang penting untuk memulai reaksi berantai nuklir. Peralatan ini sebelumnya digunakan oleh Iran sebelum membekukan program nuklir militernya pada tahun 2003.
Menurut pejabat Amerika Serikat (AS) dan Israel, selama setahun terakhir, Iran telah melanjutkan penelitian terkait senjata nuklir, meskipun belum mengambil langkah konkret untuk membangun bom nuklir.
Pejabat Israel mencatat bahwa jika Iran memutuskan untuk mengembangkan senjata nuklir, Iran perlu mengganti peralatan yang hancur.
Mereka yakin intelijen Israel atau Amerika kemungkinan akan mendeteksi setiap upaya Iran untuk membangun atau memperoleh mesin tersebut. "Peralatan ini merupakan hambatan. Iran terjebak tanpanya," kata seorang pejabat senior Israel.
Pejabat Amerika dan Israel melaporkan bahwa Iran melanjutkan kegiatan ilmiah tahun lalu yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk mengembangkan senjata nuklir, meskipun ini juga dapat disajikan sebagai penelitian sipil.
"Mereka melakukan pekerjaan ilmiah yang dapat meletakkan dasar bagi produksi senjata nuklir. Itu sangat rahasia, hanya diketahui oleh sebagian kecil pemerintah Iran," kata seorang pejabat Amerika.
Peralatan yang hancur di Taleghan 2 di situs Parchin dilaporkan tidak digunakan untuk kegiatan penelitian tersebut tetapi akan sangat penting di tahap mendatang jika Iran memutuskan untuk membuat bom nuklir.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya