Ragam Reaksi atas Indonesia Jadi Tempat Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates

4 hours ago 1

PRESIDEN Prabowo Subianto mengatakan pendiri Microsoft Bill Gates akan menjadikan Indonesia sebagai tempat uji klinis vaksin tuberkulosis atau vaksin TBC yang dia kembangkan. Presiden menyampaikan hal itu saat menerima Bill Gates dan belasan konglomerat Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2025.

Prabowo mengatakan pengembangan vaksin ini positif karena TBC memakan korban jiwa hampir 100 ribu setiap tahun. Sehingga, dia menyambut positif komitmen Bill Gates membantu Indonesia di bidang vaksinasi. Selain vaksin TBC, Bill Gates juga sedang mengembangkan vaksin malaria.

Menkes: Tidak Ada kelinci Percobaan

Kerja sama uji klinis tahap 3 vaksin TBC atau TBC M72 yang dikembangkan Bill Gates tersebut mendapat respons dari masyarakat. Di media sosial, warganet menyatakan khawatir Indonesia dimanfaatkan sebagai kelinci percobaan dan mendapat nasib malang apabila vaksin tersebut gagal.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan uji klinis tahap 3 vaksin TBC itu bukan untuk menjadikan masyarakat kelinci percobaan. Menurut dia, narasi bahwa program ini berbahaya merupakan seruan yang tidak berdasar. Dia mencontohkan fenomena yang sama terjadi saat pertama kali muncul vaksin untuk Covid-19.

“Ini bukan kelinci percobaan. Justru harus nurut karena sudah terbukti bahwa Covid saja turun. Dulu juga banyak yang bilang ke teman-teman kan. Ada chip-nya, ada apalah itu,” tutur Menkes saat ditemui usai peluncuran program pemberantasan TBC di Kantor Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 9 Mei 2025.

Budi mengatakan aman tidaknya kandidat vaksin itu diuji pada tahap awal, yaitu ketika sampel diujikan pada hewan. Sementara yang diujikan di Indonesia, kata dia, merupakan tahapan ketiga atau tahap mengevaluasi efektivitas vaksin tersebut. 

“Jadi clinical trial 3 itu ngecek efektivitasnya, dari 100 orang yang diobati yang sembuh berapa, yang tertular berapa. Jadi ini secara sains, sudah terbukti aman," ujarnya. Budi mengklaim vaksin ini tidak memiliki efek samping apa pun.

Budi menambahkan Indonesia diuntungkan dengan dijadikan sebagai salah satu objek uji klinis. Alasannya, Indonesia merupakan negara kedua paling banyak pengidap TBC. Selain bisa ikut mencocokkan varian genetik dalam vaksin, dengan mengikuti uji klinis ini Indonesia bisa menjadi salah satu produsen jika vaksin buatan Bill Gates sudah resmi disebarluarkan. “Kita bisa mendapatkan prioritas untuk memproduksi vaksin. Jadi Bio Farma kita, nanti kalau sudah jadi bisa produksi sendiri,” katanya. 

Dia juga membantah Bill Gates akan membangun pabrik vaksin yang dikembangkannya di Singapura. Dia mengatakan sementara ini pabrik vaksin Bill Gates hanya dibangun di Amerika Serikat. “Nanti yang bikin kalau tidak salah perusahaan GAS atau GlaxoSmithKline,” kata dia. 

Epidemiolog: Riset Vaksin TBC Kurang Dikomunikasikan ke Publik

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, mengatakan komunikasi pemerintah kepada publik perihal riset vaksin TBC di Indonesia masih kurang. Ini menimbulkan salah paham, apalagi ketika Bill Gates melalui Gates Foundation ingin membantu riset melalui pendanaan. “Istilah vaksin Bill Gates ini juga akhirnya muncul dan itu sebetulnya tidak tepat atau cenderung salah,” ujarnya saat dihubungi pada Sabtu, 10 Mei 2025.

Dicky mengatakan Bill Gates sedari awal tidak terlibat dalam riset ini. Keterlibatan pendiri Microsoft itu ketika membantu proyek ini dalam fase ketiga yang memerlukan dana besar.

Pengujian vaksin TBC, kata Dicky, juga dilakukan di negara berkembang dan miskin seperti d Asia dan Afrika karena memiliki kasus penyakit TBC terbanyak daripada negara maju. Pengujian tahap satu dan dua kemungkinan bisa diterapkan di negara maju, tetapi kemampuan sebenarnya mesti diuji di wilayah yang memiliki lebih banyak kasus.

Menurutnya, pertimbangan sains seperti ini harus dijelaskan terus oleh pemerintah kepada publik. “Ini riset biologis yang strategis yang harus dijelaskan kepada publik dengan cara metode komunikasi risiko yang baik,” tuturnya.

Dicky menegaskan keuntungan dan kerugian uji klinis vaksin ini juga perlu disampaikan dan tidak boleh selalu diklaim aman. Apalagi, masyarakat Indonesia memiliki latar belakang etnis dan komorbid yang berbeda-beda.

Dia mengatakan masyarakat yang terlibat sebagai partisipan riset vaksin harus dipastikan tidak mengalami kerugian dan kehilangan hak. Selain itu, tetap ada kompensasi dan proteksi yang diberikan melalui pemantauan selama tiga hingga empat tahun ke depan, yang disertai pelayanan, asuransi, dan lain-lain pasca-uji klinis. Semua uji klinis tetap memiliki risiko, sekecil apa pun. “Tidak ada nol risiko dan itu yang harus dikelola, dimitigasi ketat,” ucap Dicky.

Selain itu, kata Dicky, Indonesia harus dipastikan mendapatkan prioritas ketika vaksin TBC ini selesai diuji dan kemudian dijual. Jangan sampai di kemudian hari Indonesia justru mendapat akses vaksin belakangan atau harus membeli dengan harga mahal. Keuntungan lainnya adalah Indonesia harus dipastikan mendapat keistimewaan seperti hibah atau transfer teknologi. “Kita punya Bio Farma, itulah yang harus kita ajukan untuk menjadi mitra transfer teknologi,” ucapnya.

Perhimpunan Dokter Paru: Uji Klinik Vaksin TBC Aman dan Sukarela

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan uji klinis vaksin TBC Bill Gates di Indonesia bersifat sukarela. 

“Orang yang masuk dalam penelitian ini harus bersifat sukarela, dan mendapat penjelasan yang rinci sebelum mau bergabung sebagai sampel dalam suatu uji klinik. Jadi jelas tidak ada paksaan dan jelas harus dengan penuh transparansi,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Sabtu.

Tjandra mengatakan proses uji klinik didesain dengan sangat seksama, dianalisis secara mendalam, dan harus disetujui oleh aparat berwenang sebelum dimulai, termasuk komite etika penelitian. 

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini mengungkapkan saat ini kandidat vaksin TBC sedang dalam uji klinik penelitian fase tiga. Uji klinik adalah bentuk riset untuk menilai modalitas baru vaksin atau obat dan mengevaluasi efeknya pada kesehatan manusia. 

Adapun orang yang masuk dalam penelitian ini harus bersifat sukarela dan mendapat penjelasan yang rinci sebelum mau bergabung sebagai sampel dalam suatu uji klinik. “Jadi jelas tidak ada paksaan dan jelas harus dengan penuh transparansi,” ucapnya.

Hasan Nasbi: Vaksin TBC Sedang Uji Klinis, Bukan Uji Coba

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan vaksin TBC sedang diuji klinis Indonesia. Vaksin yang dikembangkan Bill Gates itu bukan diuji coba untuk masyarakat Indonesia. Dia pun memastikan uji klinis vaksin TBC itu aman.

“Ini sudah uji klinis tahap tiga. Artinya, vaksinnya sudah dijamin aman. Karena sudah melewati tahap praklinis, tahap satu, tahap dua,” kata dia usai mengikuti diskusi Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air (Gempita) bertajuk 'Ada Apa dengan Prabowo' di Jakarta, Sabtu.

Hasan mengatakan pemerintah sedang menguji tingkat kesembuhan dari vaksin itu. Sejauh ini juga tidak ada laporan mengenai masalah vaksin TBC. Uji klinis ini, kata dia, juga dilakukan kepada partisipan. Vaksin itu diuji untuk orang yang sedang sakit.

Dia menuturkan uji klinis ini pun dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kemenkes, rumah sakit, hingga universitas. “Banyak sekali yang memantau standardisasi pelaksanaan uji klinis ini,” ujarnya.

Eka Yudha Saputra, Dede Leni Mardianti, M. Faiz Zaki, dan Hendrik Yaputra berkontribusi dalam tulisan ini.

Pilihan editor: Kritik atas Pengenaan UU ITE terhadap Pengunggah Meme Prabowo-Jokowi

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |