Filipina Gelar Pemilu Sela, Rodrigo Duterte Kandidat Wali Kota Davao

4 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Pemungutan suara tengah berlangsung di Filipina pada Senin 12 Mei 2025 dalam pemilihan umum sela yang krusial. Seperti dilansir Antara, jutaan pemilih mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) untuk memilih wali kota, gubernur, dan anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) baru.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. turut memberikan suara di Sekolah Dasar Memorial Mariano Marcos di Kota Batac, Ilocos Norte, sebagaimana dilaporkan The Manila Times.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia datang bersama ibunya, mantan ibu negara Imelda Marcos, serta saudara perempuannya, Irene Marcos-Araneta.

Lebih dari 18.000 posisi diperebutkan dalam pemilu ini, mulai dari kursi DPR hingga jabatan-jabatan pemerintahan daerah diperebutkan dengan sengit. Pemilu kali ini dipandang luas sebagai ajang referendum atas konflik politik antara Presiden Marcos dan Wakil Presiden Sara Duterte yang telah dimakzulkan.

Sara Duterte, putri mantan Presiden Rodrigo Duterte yang kini tengah menghadapi persidangan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, dimakzulkan pada Februari lalu atas dugaan penyalahgunaan anggaran, kekayaan tak wajar, dan pengkhianatan terhadap kepercayaan publik.

Sebanyak 12 senator yang akan terpilih dalam pemilu ini akan menjadi setengah dari majelis juri dalam sidang pemakzulan Sara pada Juli mendatang. Jika terbukti bersalah, Sara bisa dilarang secara permanen dari jabatan publik.

Meski kini ditahan di Den Haag, Rodrigo Duterte tetap maju dalam pemilu dan kembali mencalonkan diri sebagai wali kota di kampung halamannya, Kota Davao. Ia diprediksi akan dengan mudah merebut kembali posisi lamanya.

Untuk mempertahankan peluangnya dalam pemilihan presiden mendatang, Sara membutuhkan dukungan dari sembilan senator di Senat yang beranggotakan 24 orang.

Dalam kampanye penutupnya di Manila pada Kamis lalu, Sara menuduh pemerintahan Marcos merancang kecurangan pemilu berskala besar. Ia juga kembali menyebut pemindahan ayahnya ke ICC sebagai tindakan “penculikan”.

Pemerintah Filipina telah mengerahkan sekitar 163.000 personel polisi untuk mengamankan TPS di seluruh negeri. Ribuan personel tambahan dari militer, pemadam kebakaran, dan instansi lainnya juga dikerahkan untuk mencegah kekerasan selama dan setelah pemilu.

Komisi Pemilihan Umum (Comelec) Filipina menyebutkan, hasil sementara pemilu diperkirakan sudah mulai terlihat satu jam setelah TPS ditutup.

Comelec juga mencetak 68,4 juta surat suara sesuai jumlah pemilih terdaftar.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |