Pertama di Dunia, Robot Humanoid Ikut Setengah Maraton di Beijing

7 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, robot humanoid berhasil menyelesaikan lomba lari setengah maraton yang digelar pada Sabtu, 19 April 2025, di Kawasan Pengembangan Ekonomi-Teknologi Beijing (Beijing Economic-Technological Development Area/BDA). Perlombaan ini menandai tonggak penting dalam kemajuan teknologi robotika dunia.

Para robot berlari sejauh 21,0975 kilometer di lintasan berbeda dari pelari manusia, namun menempuh rute yang sama. Dalam kompetisi yang melibatkan 20 tim ini, robot ‘Tiangong Ultra’ yang dikembangkan oleh Beijing Humanoid Robot Innovation Center keluar sebagai pemenang. Robot itu mencatatkan waktu tempuh 2 jam 40 menit 42 detik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tiangong Ultra melewati garis finis sekitar 30 menit lebih awal dari yang diperkirakan. Semua robot hari ini pada dasarnya tampil hebat dalam menghadapi sejumlah tantangan seperti belokan dan polisi tidur. Kami membuat sejarah bersama,” ujar CEO Beijing Humanoid Robot Innovation Center, Xiong Youjun, dikutip dari laporan Antara, Selasa, 22 April 2025.

Awalnya lomba dijadwalkan berlangsung pada 13 April, namun harus ditunda karena peringatan angin kencang. Penundaan ini memberi kesempatan tambahan bagi tim-tim peserta untuk menguji dan menyempurnakan sistem serta struktur robot mereka.

“Dalam uji coba sejauh 21 kilometer, sekrup yang menghubungkan motor pergelangan kaki dan linkage patah pada jarak 15 kilometer. Kami memperkuat bagian tersebut dengan tiga pin pemosisian, tidak ada masalah sejak saat itu,” kata pemimpin Xuanfeng Xiaozi Team, Cui Wenhao.

Robot-robot humanoid yang ikut serta dalam perlombaan ini memiliki ukuran dan berat yang berbeda. Masing-masing dirancang untuk tujuan spesifik di masa depan, termasuk di bidang manufaktur, perawatan kesehatan, dan pendidikan.

Direktur Asosiasi Maraton Beijing Zhao Fuming menyambut positif kehadiran robot dalam ajang ini. Menurut dia, robot membuat lomba lari ini semakin menarik. “Lebih banyak kota dapat belajar dari pengalaman tersebut untuk mengintegrasikan konsep-konsep baru ke dalam maraton. Namun, robot tidak harus berpartisipasi sebagai pelari. Mereka juga dapat membantu dalam pemeriksaan keamanan atau tugas operasi lainnya,” tuturnya. 

Sementara itu, para pelari asal Ethiopia turut memenangkan kategori putra dan putri dalam lomba lari setengah maraton yang digelar pada hari yang sama.

Sebagai catatan, Tiangong Ultra finis dengan waktu yang masih jauh di bawah catatan waktu pelari manusia. Rekor dunia half-marathon saat ini dipegang oleh pelari Uganda, Jacob Kiplimo, dengan waktu 56 menit 42 detik. Adapun pemenang half-marathon kategori manusia di Beijing mencatatkan waktu 1 jam 2 menit.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |