Pengelola SPPG Limbangsari Diperiksa setelah Keracunan MBG di Cianjur

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Cianjur - Sepuluh orang pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diperiksa petugas Unit Tindak Pidana Tertentu Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Cianjur dalam kasus keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG)pada Rabu 23 April 2025. Pengelola yang dipanggil itu di antaranya kepala SPPG, ahli gizi, juru masak, petugas pengepakan, dan kurir pendistribusian makanan ke sekolah-sekolah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cianjur Ajun Komisaris Tono Listiono mengatakan polisi telah memintai keterangan para pengelola SPPG Limbangansari untuk mendapatkan kejelasan peristiwa keracunan MBG yang menimpa siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur dan Sekolah Menengah Pertama PGRI 1 Cianjur.

Menurut Tono, selain memeriksa pengelola, pihaknya juga sudah mengumpulkan barang bukti dari dapur SPPG Limbangansari. "Ada sampel makanan dan alat-alat masak serta berbagai misting plastik. Sampel makanan dan sisa muntahan sudah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah Jawa Barat untuk dites," ujar Tono di Markas Polres Cianjur, Rabu 23 April 2025. 

Tono menyatakan polisi masih melakukan pengembangan untuk memastikan kasus keracunan MBG ini menjadi jelas. Sementara pihak Satreskrim belum menetapkan status orang-orang yang diperiksa. "Masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman, belum ada penetapan status orang-orang yang diperiksa. 

Tono mengatakan, untuk proses pemeriksaan, operasional dapur SPPG Limbangansari untuk sementara disetop. Selain memasok MBG ke MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur, SPPG Lombangansari juga memasok MBG ke 5 sekolah lain di wilayah Kecamatan Cianjur. "Total MBG yang dipasok dari dapur SPPG Limbangansari sebanyak 2.780 porsi untuk tujuh sekolah," tandas Tono. 

Masih menurut Tono, hingga saat ini para korban yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur sudah dipulangkan. "Tersisa 5 orang yang masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur," tutur Tono. 

Tono menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak lain untuk memastikan bahwa kasus keracunan ini tidak berdampak pada program makan siang gratis ini. "Bahkan, jika diminta, kami juga siap membantu melakukan pengawasan agar kasus seperti ini tidak terulang kembali," kata Tono. 

Sementara itu, update Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur sampai hari ini, seperti yang disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya, di RSUD Sayang jumlah terdampak 35 orang, observasi 0 orang, dirawat 0 orang, dan dipulangkan 35 orang. 

Sementara di RS Bhayangkara jumlah terdampak 16 orang, observasi 1 orang, dirawat 6 orang, dan dipulangkan 9 orang. "Total siswa yang dirawat karena menderita keracunan di RSUD Sayang dan RS Bhayangkara dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur adalah 65 orang," kata Frida. 

Namun, berdasarkan laporan dari Humas MAN 1 Cianjur, Saiful Rahman, siswa yang tercatat menderita keracunan sebanyak 115 orang. "Ada yang dirawat di rumah sakit dan puskesmas, namun ada juga yang hanya mendapatkan perawatan secara tradisional di rumah masing-masing dengan memberi minum air kelapa muda," kata Rahman. 

"Ya, anak saya juga dirawat di rumah saja dengan memberi minum air kelapa muda. Padahal anak saya hanya mencicipi sejumput goreng tempe mendoan yang ada dalam menu MBG hari itu, tapi sampai di rumah langsung muntah-muntah dan mules," tutur orangtua salah seorang siswa MAN 1 Cianjur yang beralamat di Kampung Pasarbeas, Kelurahan Sayang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Orangtua siswa tersebut minta agar namanya tidak disebutkan. 

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |