Paus Fransiskus dan Pelbagai Kutipannya yang Berkesan

4 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Vatikan mengumumkan kabar meninggalnya pemimpin umat Katolik dunia Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025 di Casa Santa Marta. Selama 12 tahun menjabat, laki-laki yang lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio itu dikenal sebagai pionir pembawa reformasi bagi Vatikan.

Tempo mencatat pelbagai kutipan Fransiskus yang dinilai amat berkesan seperti terkait lingkungan, perang, kesetaraan, hingga saat melakukan perjalanan apostolik ke Indonesia, September tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada 2015, Sri Paus menerbitkan surat bertajuk "Laudato Si" untuk mengawali seruan bagi para uskup di dunia terhadap ancaman kerusakan iklim dan lingkungan. Dia mengatakan, bumi adalah seperti seorang saudara perempuan yang dengannya umat manusia berbagi kehidupan, serta menjadi sesosok Ibu yang cantik, yang membuka kedua tangannya untuk menguatkan manusia.

"Saudara perempuan kita kini sedang menangis karena bahaya yang sudah kita sebabkan dideritanya oleh karena pemanfaatan yang tidak bertanggung jawaban, dan penyalahgunaan atas benda-benda yang dianugerahkan Tuhan kepadanya," kata Fransiskus pada Juni 2015.

Perhatian Fransiskus pada lingkungan, kembali disampaikan pada 2023. Dalam dokumen "Laudate Deum" ia mengimbau para penyangkal perubahan iklim dan politikus agar tak lagi mengabaikan fakta.

Dokumen yang dirilis jelang dihelatnya konferensi COP28 di Dubai itu mengingatkan upaya dunia dalam melakukan transisi energi bersih dan terbarukan, serta penghentian penggunaan bahan bakar fosil tidak berjalan cukup cepat. "Dunia tempat kita hidup sedang runtuh dan mungkin mendekati titik puncaknya. Tidak dapat disangkal bahwa dampak perubahan iklim akan semakin merugikan kehidupan dan keluarga banyak orang," kata Fransiskus.

Selain lingkungan, Sri Paus menyoroti bagaimana konflik bersenjata terus terjadi di dunia. Misalnya, agresi militer Israel di Gaza, Palestina. Sebelum wafat, Fransiskus acapkali menyoroti dunia internasional yang dianggap tak mampu menghentikan agres militer di Gaza.

Saat hari Paskah atau sehari sebelum Fransiskus tutup usia di 88 tahun. Ia menuliskan suatu pesan tentang bagaimana nasib orang-orang yang terjebak dalam konflik bersenjata di Gaza. "Aku memikirkan orang-orang di Gaza, khususnya komunitas Kristiani di sana, di mana konflik mengerikan terus menimbulkan kematian dan kehancuran," kata Paus melalui pesan yang dibacakan seorang ajudan di balkon Basilika Santo Petrus, Kota Vatikan pada Ahad, 20 April 2025.

Sorotan Fransiskus terhadap perang juga disampaikan dalam pesan Natalnya "Urbi et Orbi" tahun lalu. Kalai itu, ia meminta agar perang Rusia dan Ukraina dihentikan. Moscow dan Kiev diharap segera melakukan dialog perdamaian. "Semoga suara senjata berhenti dalam perang Ukraina," kata Fransiskus di balkon Santo Peter Basilica, 25 Desember 2024.

Tokoh reformis ini juga dikenal memperjuangkan hak gender, salah satunya kepada komunitas LGBT. Pada 2020, Fransiskus menuliskan surat pribadi kepada komunitas LGBT, yang menyatakan "Tuhan tidak menyangkan anak-anaknya."

Dia melanjutkan, pasangan sesama jenis berhak atas keluarga. Fransiskus juga menyerukan perlindungan hukum bagi komunitas LGBT. "Jika seorang gay dan mencari Tuhan dengan niat baik, siapa saya untuk menghakimi?" kata dia.

Sri Paus juga dikenal menjunjung tinggi kesetaraan gender selama menjabat. Dalam catatan Tempo, lima hari sebelum Fransiskus wafat, ia sempat berbicara mengenai perempuan yang menjadi pemimpin. "Saat perempuan memimpin, segalanya bekerja," kata dia.

Dalam perjalanan apostoliknya ke Indonesia, Fransiskus juga meninggalkan sejumlah pesan yang berkesan. Saat itu, Fransiskus meminta dan mengingatkan agar pemerintah untuk menjaga dan memelihara keragaman Indonesia.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang saat itu turut menyambut kedatangan Fransiskus di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta mengatakan, pesan lain yang disampaikan, ialah untuk mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perselisihan. "Kemudian, menjaga lingkungan agar tetap hijau karena itu menjadi milik atau hak generasi yang akan datang," kaya Yaqut pada September 2024.

Fransiskus juga mendoakan masyarakat Indonesia saat bertemu dengan mantan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka. Melalui warkat yang ditulis dalam bahasa Italia itu, Fransiskus mengatakan. "Terbenam dalam keindahan tanah ini, tempat pertemuan dan dialog antar budaya dan agama yang berbeda. Saya mendoakan agar masyarakat Indonesia semakin bertumbuh dalam keimanan, persaudaraan, dan kasih sayang. Semoga Tuhan memberkati Indonesia," katanya.

Daniel Ahmad Fajri dan Dian Rahma Fika berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |