REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-14, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar kegiatan OJK dan LPS Mengajar di SMA Negeri 3 Yogyakarta (Padmanaba), Senin (20/10/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT OJK sekaligus wujud komitmen lembaga dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan pelajar.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dr Friderica Widyasari Dewi menjelaskan bahwa pelajar dan mahasiswa termasuk dalam sepuluh segmen prioritas literasi keuangan nasional. Menurutnya, remaja perlu mendapatkan edukasi sejak dini agar mampu mengelola keuangan dengan bijak sekaligus memahami risiko yang muncul di dunia digital.
"Usia-usia remaja ini merupakan usia yang sangat rentan terhadap berbagai bahaya yang terekspos dari dunia digital, baik itu oversharing data pribadi, kemudian scam, dan berbagai hal lainnya yang anak-anak kita ini harus kita berikan literasi edukasi supaya mereka pertama terhindar dari berbagai bahaya di dunia digital,” ujarnya.
Ia menambahkan, literasi keuangan penting untuk membangun kemandirian finansial dan menghindarkan anak muda dari perilaku konsumtif, termasuk penggunaan layanan digital keuangan seperti paylater secara berlebihan. Melalui edukasi semacam ini, OJK berharap generasi muda mampu mengatur keuangannya dengan tanggung jawab serta menyiapkan masa depan dengan lebih baik.
“Kita ingin anak-anak muda ini tumbuh menjadi generasi yang mampu mengelola uang, merencanakan masa depan, dan terhindar dari jeratan utang online maupun produk keuangan ilegal,” lanjutnya.
Sementara itu, Bapak Sumaryoto, selaku koordinator PPL SMAN 3 Yogyakarta menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan kepedulian OJK serta LPS terhadap pelajar. Ia menilai kegiatan ini sangat relevan dengan kondisi generasi muda saat ini yang memiliki kemampuan digital tinggi, namun masih kurang waspada dalam mengelola data pribadi dan keuangan.
“Anak-anak kami luar biasa dalam literasi digital, tapi sering kali terlalu mudah membagikan data pribadi atau mencoba produk keuangan tanpa memahami risikonya. Karena itu, edukasi dari OJK dan LPS ini menjadi bekal berharga bagi mereka untuk belajar mengelola keuangan dengan sehat,” tuturnya.
Melalui kegiatan OJK dan LPS Mengajar, para siswa diajak memahami pentingnya literasi keuangan dan tanggung jawab dalam menggunakan layanan keuangan digital. Harapannya, edukasi ini dapat menumbuhkan generasi muda yang bijak dalam bertransaksi, berhati-hati dalam mengelola informasi pribadi, serta siap menjadi generasi produktif menuju Indonesia Emas 2045.
Penulis : Arifany Inas