GOOTO.COM, Jakarta - Penerapan tarif impor baru oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berpotensi membuat pabrikan mobil Cina yang kesulitan masuk AS, menyerbu pasar otomotif Indonesia. Namun, hal ini tidak diambil pusing oleh Mercedes-Benz Indonesia karena mereka tidak menganggap merek Cina itu sebagai pesaing.
Iklan
"Kami tidak melihat merek-merek China ini sebagai saingan kami karena kami bermain di segmen premium. Dan again, segmen ini segmen yang dimasuki orang2 yang membeli mobil premium karena butuh brand, butuh aktualisasi diri," kata Chief Operating Officer PT Inchcape Indomobil Distribution Indonesia Donald Rachmat saat ditemui di Jakarta, Senin, 21 April 2025.
Donald mengatakan bahwa untuk sebuah mobil dikatakan premium, ada perjalanan panjang yang dilalui sampai konsumen percaya bahwa mobil tersebut premium. Hal ini dinilai tidak mudah untuk pabrikan-pabrikan baru dari Tiongkok.
"Mercedes-Benz ini sudah diuji selama 139 tahun. Dan, kami bahkan memiliki brand equity atau brand awareness yang sangat baik di mata konsumen. Bahkan, mungkin anak-anak kecil saja tahu three pointed star atau Mercedes-Benz adalah sebuah merek mobil premium. Ini bukan sesuatu yang mudah didapatkan," ujarnya.
Dia juga menegaskan bahwa perjalanan panjang merupakan bentuk konsistensi dan keberhasilan sebuah merek di industri tersebut. Donald mengatakan tidak mudah untuk meniru merek lain dan mengklaim mobilnya sebagai mobil premium.
"Jadi, konsumen memilih mobil premium tidak semata-mata, 'oke, ini mobil premium, saya beli'. Mereka melihat history-nya seperti apa, reputasinya seperti apa, perjalanannya seperti," kata Donald.
Sebelumnya, Gabungan Industri Alat Motor dan Mobil (GIAMM) mengkhawatirkan industri otomotif Indonesia akan diserbu pabrikan Cina imbas pemberlakuan tarif impor baru sebesar 32 persen dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Produsen Cina bisa menyerbu industri otomotif Tanah Air karena terhambat ekspor ke Amerika.
"GIAMM menyoroti potensi banjirnya produk komponen otomotif dari Tiongkok ke pasar Indonesia akibat kebijakan dagang Amerika," kata Sekretaris Jenderal GIAMM Rachmat Basuki.
Basuki mengkhawatirkan produk komponen otomotif buatan dalam negeri tak bisa bersaing dengan milik Cina yang mengedepankan harga terjangkau.
"Produk-produk murah dari Tiongkok, terutama untuk kebutuhan aftermarket, dikhawatirkan akan memperlemah daya saing produk lokal," ucapnya.
Pilihan Editor: Kalahkan Verstappen, Oscar Piastri Juara F1 Arab Saudi 2025
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram pilih grup GoOto