Israel Jatuhkan 100.000 Ton Bom di Gaza, 7 Kali Bom Hiroshima

8 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Israel telah menjatuhkan 100.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza, atau lebih dari 100 kiloton, sejak melancarkan genosida 19 bulan lalu seperti dilansir Anadolu. Serangan brutal itu menewaskan atau menyebabkan lebih dari 62.000 warga Palestina hilang, serta melakukan lebih dari 12.000 pembantaian.

Pernyataan yang disampaikan kantor media pemerintah Gaza pada Kamis, merinci statistik utama dari genosida yang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai catatan, bom nuklir yang dijatuhkan Amerika Serikat di kota Hiroshima, Jepang, pada 9 Agustus 1945, memiliki daya ledak sekitar 15 kiloton. Ini berarti bahwa wilayah kecil Gaza menjadi sasaran pengeboman yang daya ledaknya setara dengan sekitar tujuh bom Hiroshima.

Hal ini diungkapkan William Astor, pensiunan letnan kolonel Angkatan Udara Amerika Serikat yang kini menjadi profesor sejarah seperti dilansir Alquds. Ia juga peneliti senior di Eisenhower Media Network (EMN), sebuah organisasi veteran militer dan profesional keamanan nasional terkemuka.

"Gaza sudah hampir hancur. Niat pemerintah Israel jelas: setelah membuat Gaza tidak dapat dihuni, warga Palestina yang tersisa akan diusir, dipindahkan, dan dievakuasi. Atau mereka akan mati di tempat, akibat pemboman lebih lanjut, juga karena kelaparan dan penyakit,” kata Astor.

Astor berpendapat bahwa pemerintah AS memungkinkan genosida ini dengan memasok semua bom yang dibutuhkan Israel untuk menghancurkan Gaza. Pemerintah AS juga memberikan perlindungan diplomatik dan militer sementara Israel menerapkan solusi terakhirnya untuk konflik Gaza.

Disebutkan bahwa pengeboman Israel menyebabkan lebih dari 62.000 warga Palestina tewas atau hilang, termasuk lebih dari 10.000 orang yang masih terperangkap di bawah reruntuhan dengan nasib yang belum diketahui.

Israel telah melakukan lebih dari 12.000 pembantaian, termasuk 11.926 terhadap anggota keluarga Palestina, yang sepenuhnya menghapus 2.200 keluarga dan 6.350 orang dari catatan sipil.

Serangan tersebut juga menargetkan pemakaman, dengan pasukan Israel mencuri 2.300 jenazah dari kuburan Gaza dan mendirikan tujuh kuburan massal di dalam rumah sakit, di mana 529 di antaranya telah ditemukan sejauh ini.

Terkait krisis kesehatan, kantor tersebut melaporkan lebih dari 2,1 juta kasus penyakit menular akibat pengungsian paksa dan runtuhnya infrastruktur kesehatan Gaza, termasuk 71.338 kasus hepatitis.

Penghancuran meluas ke infrastruktur keagamaan dan kemanusiaan, dengan pasukan Israel menghancurkan 828 masjid secara total dan 167 secara sebagian, menargetkan tiga gereja, serta menghancurkan 19 dari 60 kompleks pemakaman baik secara keseluruhan atau sebagian.

Sebagai bagian dari kebijakan kelaparan, Israel menyerang 66 fasilitas bantuan, termasuk 29 dapur amal dan 37 pusat bantuan, serta memblokir 37.400 truk bantuan dan bahan bakar sejak menutup perbatasan sepenuhnya lebih dari dua bulan lalu.

Tentara Israel telah melancarkan serangan militer brutal di Gaza, menewaskan hampir 52.800 warga Palestina yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.

Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu terhadap Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perangnya terhadap wilayah tersebut.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |