loading...
Iran sebut pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh pasukan Israel justru memperkuat perlawanan terhadap rezim Zionis. Foto/NDTV
TEHERAN - Militer Israel mengonfirmasi kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam baku tembak di Gaza pada hari Rabu. Iran menyatakan pembunuhan terhadap Sinwar justru akan semakin menguatkan perlawanan terhadap rezim Zionis.
Respons dari Teheran tersebut disampaikan Misi Iran untuk PBB pada Kamis malam, beberapa jam setelah Israel mengumumkan kematian Sinwar.
"Semangat perlawanan akan diperkuat. Dia [Yahya Sinwar] akan menjadi contoh bagi para pemuda dan anak-anak yang akan meneruskan jalannya menuju pembebasan Palestina," kata misi tersebut dalam sebuah posting di X.
"Selama pendudukan dan agresi masih ada, perlawanan akan terus ada, karena sang martir tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi," lanjut misi tersebut, seperti dikutip dari AFP, Jumat (18/10/2024).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut tewasnya Sinwar sebagai awal dari akhir perang di Gaza.
"Yahya Sinwar telah meninggal. Dia dibunuh di Rafah oleh tentara pemberani dari Pasukan Pertahanan Israel," kata Netanyahu dalam pernyataan video berbahasa Inggris yang dirilis oleh kantornya.
"Meskipun ini bukan akhir dari perang di Gaza, ini adalah awal dari akhir," ujarnya.
Militer Israel telah menceritakan bagaimana Sinwar tewas dalam baku tembak setelah dilacak pergi dari rumah ke rumah untuk menghindari deteksi di Gaza selatan.
Israel memuji kematian Sinwar yang berusia 61 tahun sebagai salah satu pukulan paling penting yang telah diberikannya kepada Hamas sejak perang Gaza dimulai 7 Oktober 2023.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya