Iran-Rusia-China Pasang Badan Bela Venezuela Lawan AS

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Aksi Amerika Serikat menekan Venezuela di Laut karibia belakangan memicu kekhawatiran akan perang baru di Amerika Selatan. Rusia, China, dan Iran sejauh ini telah melayangkan dukungannya untuk Venezuela dalam konflik tersebut.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Ahad telah mengutuk ancaman AS untuk menggunakan kekuatan militer terhadap Venezuela. Ia mengatakan tindakan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan akan menimbulkan ancaman terhadap perdamaian regional dan global.

Dilansir laman resmi Kementerian Luar Negeri Iran, Araghchi menyampaikan pernyataan tersebut dalam pembicaraan telepon dengan Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil Pinto. Kedua pihak bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral dan perkembangan di kawasan Karibia, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Iran.

Menteri Luar Negeri Iran menyatakan solidaritas dan dukungan Iran terhadap rakyat Venezuela dan pemerintahan mereka yang dipilih secara demokratis, dan menyatakan bahwa masyarakat internasional mempunyai tanggung jawab untuk dengan tegas menentang apa yang ia gambarkan sebagai tindakan ilegal dan sepihak.

Merujuk pada kuatnya hubungan Iran dan Venezuela di berbagai bidang, Araghchi menggarisbawahi tekad para pemimpin kedua negara untuk mengkonsolidasikan dan memperluas hubungan bilateral berdasarkan kepentingan bersama.

Sedangkan Xinhua melaporkan, China juga mengecam tindakan terbaru AS sebagai “pelanggaran serius terhadap hukum internasional”. Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan Beijing “menentang tindakan apa pun yang melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB serta melanggar kedaulatan dan keamanan negara lain”.

Video pembajakan yang dilakukan pasukan Angkatan Laut AS terhadap tanker Venezuela, Rabu (10/12/2025). (X/Jaksa Agung AS Pam Bondi)

"Venezuela mempunyai hak untuk berkembang secara mandiri dan terlibat dalam kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara lain. Tiongkok memahami dan mendukung sikap Venezuela dalam menjaga hak dan kepentingan sahnya," tambahnya.

Rusia sebelumnya juga angkat suara atas tekanan yang dilakukan AS terhadap Venezuela. Mereka menyatakan siap bekerja sama penuh dan mendukung pemerintahan Venezuela dalam menghadapi blokade maritim yang diumumkan Presiden AS Donald Trump. 

Dalam percakapan telepon pada Senin (22/12/2025), Menteri Luar Negeri (Menlu) Venezuela Yvan Gil dan Menlu Rusia Sergei Lavrov membahas apa yang mereka sebut sebagai tindakan permusuhan serta pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional yang terjadi di kawasan Karibia. 

Berdasarkan pernyataan Gil yang disampaikan melalui Telegram, Moskow berkomitmen memberikan dukungan penuh kepada Venezuela, khususnya melalui langkah-langkah diplomatik di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Langkah itu sebagai respons ancaman Trump menyerang Venezuela.

"Menlu Lavrov dengan tegas menyampaikan solidaritas Rusia kepada rakyat Venezuela dan Presiden Nicolas Maduro Moros, serta menegaskan kembali dukungan penuhnya dalam menghadapi tindakan permusuhan terhadap negara kami," ujar Gil.

Rusia juga mengeluarkan peringatan keras terkait kehadiran angkatan laut AS, dengan menyatakan bahwa langkah Washington tersebut memiliki dampak luas terhadap stabilitas kawasan. AS juga menjadi ancaman langsung bagi keselamatan transportasi maritim internasional.

Keselarasan diplomatik tersebut muncul setelah Trump mengeklaim telah mengerahkan "armada laut terbesar yang pernah dihimpun dalam sejarah Amerika Selatan." Meski Gedung Putih menyebut operasi itu bertujuan memerangi perdagangan narkotika, langkah tersebut telah berujung pada penyitaan dua kapal tanker minyak, sementara personel militer AS dilaporkan berupaya mencegat kapal ketiga.

Read Entire Article
International | Nasional | Metropolitan | Kota | Sports | Lifestyle |