TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty menuturkan bahwa negosiasi pembelian rudal jelajah supersonik BrahMos menunggu kunjungan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh ke Indonesia.
“Tentu itu masuk dalam negosiasi, tetapi kami menunggu kunjungan Menteri Pertahanan India, dan kita lihat bagaimana selanjutnya,” kata Sandeep di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, 30 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Indonesia dikabarkan tertarik membeli BrahMos. Kepala Staf Angkatan Laut India Laksamana Dinesh K Tripathi mengatakan peluang kolaborasi teknologi rudal jelajah tersebut ketika bertemu dengan Kepala Staf Tentara Nasional Angkatan Laut (TNI AL) Laksamana TNI Muhammad Ali dan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024.
“Untuk masalah alutsista (alat utama sistem persenjataan) terkait dengan rudal BrahMos, memang ini menjadi salah satu opsi, kemungkinan. Kami masih meninjau, apakah itu yang akan dipilih oleh Kementerian Pertahanan, tetapi nanti Kementerian Pertahanan yang mengatur,” ucap Ali di Jakarta, Senin, 16 Desember 2024. Lantas, berapa harga BrahMos?
Perkiraan Harga BrahMos
Berdasarkan laporan Mint, pada Senin, 27 Januari 2025, India dan Indonesia telah menyepakati pembelian BrahMos. Nilai dari kesepakatan pemesanan rudal jelajah tersebut mencapai 3.800 crore rupee atau US$ 450 juta, sekitar Rp 7,2 triliun (asumsi kurs Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat), sebagaimana menurut News18.
Diketahui, India telah berhasil mengirimkan BrahMos ke Filipina dengan nilai pembelian sebesar US$ 335 juta beberapa tahun lalu. Pengiriman rudal jelajah tersebut telah dilaksanakan, dan pemerintah Filipina menyebut mengharapkan lebih banyak lagi.
Adapun selain Indonesia dan Filipina, ada Malaysia, Vietnam, dan beberapa negara di Timur Tengah yang dikabarkan telah menyatakan minatnya terhadap BrahMos. BrahMos sendiri merupakan hasil dari kerja sama India dan Rusia, di mana komponennya banyak berasal dari Rusia.
Sudah Ditawarkan sejak 2010
Melansir Antara, seorang pejabat senior India mengatakan BrahMos telah ditawarkan ke sedikitnya empat negara, termasuk Indonesia. Rudal tersebut dibanderol dengan harga US$ 3 juta.
“Kami sedang dalam proses untuk mendapatkan izin (penjualan) itu,” ujar Pejabat Eksekutif BrahMos Aerospace A. Sivathanu Pillai di sela acara pameran senjata di New Delhi, India, Selasa, 16 Februari 2010.
Diketahui, BrahMos mampu terbang dengan kecepatan satu kilometer per detik. Rudal jelajah supersonik tersebut membawa hulu ledak konvensional dengan bobot 200 kilogram dan memiliki jangkauan tembak 280 kilometer.
BrahMos diproduksi oleh perusahaan patungan India dan Rusia, BrahMos Aerospace sejak 2001. Nama rudalnya berasal dari perpaduan antara Brahmaputra India dan Moscova Rusia.